Kamis, 14 Agustus 2014

Siapa teman ke Syurga?

Tidak sempurna!

Kata itu yang pantas disematkan dalam diri manusia, termasuk gue. Entah berapa banyak kesalahn dan khilafan dilakukan sehingga sudah tak mampu lagi menghitung-hitung jumlahnya. Andaikan kesalahan dan dosa itu beraroma busuk, pastilah tubuh ini sudah tidak layak lagi untuk sekedar ditemani dalam duduk sharing siang ini.  Mengukur kesalahan diri memang tak mudah, tanpa membiasakan menghisab diri maka akan semakin sulit melihat kekurangan dan kesalahannya.

Tapi gue masih punya temen, sahabat yang bisa senantiasa ngingetin gue. Yah begitulah, sahabat yang baik adalah yang selalu membuat sahabatnya selamat dari arah yang salah, meskipun harus pahit dan getir menyampaikannya, nasihat yang pahit itu akan menjadi obat mujarab bagi sahabatnya bila tujuannya demi kebaikan. 

Kadang sebagai sahabat kita tidak mau jujur mengatakan hal pahit terhadap sahabat kita, padahal kita tahu teman kita itu salah. Akan tetapi teman yang baik adalah teman yang mengatakan jujur apa adanya tentang diri kita, bila benar katakan benar, bila salah katakan salah. Nah...untuk memilki teman seperti itu juga harus sedikit selektif loh, nich perhatiin deh pentingnya memilih teman dalam sebuah hadist Rasulullah Saw:
“Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Jadi, teman yang baik akan mengajakmu dalam kebaikan, tetapi teman yang buruk akhlaknya akan mengajakmu pada keburukan pula.Jadi janganlah kita memudah-mudahkan diri untuk menjadikan mereka teman dekat, nah seperti kisah  Ali Bin Abi Tholib ketika ditanya: “Berapa banyak teman dekat tuan?” Ali menjawab: “Saya tidak mengetahuinya sekarang, karena saat ini dunia sedang berada di pihak saya. Semua orang (ingin menjadi) teman dekat saya. Saya baru tahu itu besok nanti pada saat dunia meninggalkan saya. Sebab sebaik-baiknya teman adalah orang yang mendekat kepada saya pada saat dunia meninggalkan saya (tidak kaya dan tidak berkuasa)”.

Tuh kalau di dunia sekarang semuanya masih baik sama kita, itu lazim ya teman!
Tapi tidak sedikit dari orang-orang sekarang niat ketika berteman  karena memiliki maksud dan tujuan, tapi ingatlah sebaik-baik niat berkawan adalah untuk saling mengingatkan dalam kebaikan, kesabaran, tolong menolong  dan ikhlas karena Allah.

Sudah tahu siapa saja temanmu, pasti jawabnya "tahulah", tetapi apakah semua teman dan sahabat kita di dunia ini yakin kelak akan menjadi sahabat kita jua di akhirat?
Tidak ada yang tahu, nasib baikkah kita sehingga sampai pada syurga-Nya atau nasib burukkah sampai kelak menghantarkan kita pada Neraka? Nauzdubillah ya teman.

Gue sendiri ga tahu pasti siapa yang benar-benar tulus sahabatan, dan dengan mereka  yang dekat hanya ada maunya aj, ya berhuznudhon aj sama Allah agar selalu didekatkan pada teman yang baik, saling mengasihi dan tolong -menolong dalam agama Allah, sehingga sahabat seperti inilah kelak yang akan menolong kita hingga ke syurga-Nya.

Punya sahabat itu memang sangat membahagiakan, mereka bisa berlaku lebih dari saudara kandung sendiri, terkadang. Karena itulah sahabat sejati akan selalu beriring sejalan entah untuk berapa waktu lamanya, tetapi ga semuanya awet dalam persahabatan. Hanya persahabatan yang didasari karena Allah lah yang akan abadi mesti banyak aral rintangannya. Dan hanya semoga gue sama sahabat-sahabat gue itu bisa abadai sam

#Teruntuk Sahabat2ku yang pernah berjuang bersama dalam menyemai hidayah menjadi kenikmatan hati, maka nama kalian akan terus abadi di hati ini#

For Spesial my sister Sri Mulyati & Reka Erfinawati

Happy Wedding and semoga persahabatan kita tetap kekal hingga ke syurga-Nya .aamiin
Dan tetap istiqomah ya...

Sabtu, 02 Agustus 2014

Isyarat Cinta

Telah kusampaikan isyarat untukmu
Tentang sebuah harapan suci nan mulia
Bukan karena ingin kurendahkan izzahku
Namun tujuan mulia itulah sejatinya yang kutuju

Andai isyaratku tak mampu kau tangkap dengan baik
Tak apa, barangkali suatu masa kau akan mendapatinya sendiri
Makna isyarat yang ku sampaikan ini

Aku memintamu dalam sujud panjang yang kusemai sepanjang malam
Meski waktu tak pernah tepat mengabarkan tentangmu
Tak putus harapan bagiku dalam do'a pada-Mu

Bagiku...
Sekarang ataukah nanti
Ketika kau datang memintaku
Dan membawaku pada ikrar suci itu
Bagiku...
Sama saja, kau akan menjadi orang yang pertama
Dan terakhir  terukir nama cinta pada dinding hatiku

Tak ada kata cinta, sebelum ikrar suci terucap
Begitulah sebenar cinta yang abadi
Karena cinta tak merendahkanmu
Cinta meninggikan dan memuliakanmu

Namun kita sendirilah terkadang merendahkan diri demi cinta

Jadilah diri mulia dengan cinta yang suci



Jakarta, 02 Juni 2014
Pkl.22.45 wib