Sabtu, 30 November 2013

Hijabmu, Muslimah


Seperti biasa aku antri naik busway untk berangkat kerja, namun ada kejadian yg janggal saat itu, ada sepasang mata yg selalu mencuri-curi pandang denganku, ketika aku balik melihatnya cepat-cepat dia alihkan pandangannya...aku fikir aku yang aneh, ku coba ulangi lagi tuk melihatnya, sungguh ada yang aneh pada dirinya, dengan malu-malu tangannya melepaskan jilbab yang sedang dikenakannya dengan tak lepas tatapannya kepadaku ..Astaghfirulloh hal'adhim...wahai saudariku apa yang membuatmu hingga melepaskan jilbabmu ditengah keramaian seperti ini, dimana akan banyak sekali mata yg bukan mahrammu melihatnya. Bukankah kau lebih anggun, cantik, dan terjaga dengan jilbabmu. Padahal Firman Allah SWT menerangkan:

“Wahai Nabi (SAW) katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak wanitamu dan istri-istri orang mu’min, agar mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S. 33 : 59)

“Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya serta tidak menampakkan perhiasannya kecuali (yang biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka” (Q.S. 24 : 31)

Yaitu tidak menampakkan sedikit pun perhiasannya kepada orang-orang asing (bukan muhrim) kecuali sesuatu yang tidak mungkin disembunyikan berupa pakaian yang tidak menyolok, dan hendaklah mengulurkan penutup kepalanya (hijab) sampai ke dadanya hingga tertutup.

Saudariku ini adalah seruan dari Allah SWT. bukan dari makhluk ciptaannya yg sewaktu2 dapat kau langgar, tapi sekali-kali tidak bagi perintahNya, dan tidakkah kau berfikir bagaimana orang lain melihat citra wanita berjilbab yang lainnya, sehingga akan terlihat buruk pula disebabkan oleh sikap yang baru saja kau lakukan,

Saudariku semoga kelak hidayah Allah kau dapati sehingga kau bisa menjadi muslimah yang kaffah...aamiinn ya Robbal'alamin. do'aku.

Bagi para wanita yang masih dibalut keraguan untuk menggunakan jilbab, percayalah jilbab tidak akan membuat kita terlihat kuno. Bahkan  akan lebih anggun dalam balutan pakaian taqwa. Hidayah Allah mengantarkan kita pada Kelezatan Iman yang tidak dapat ditukar dengan apapun.

Semoga kita mampu menjadikan Khadijah sebagai tauladan dan panutan dalam pengorbanan jiwa dan hartanya. Aisyah sebagai teladan dan panutan dalam pemahaman terhadap agama dan keluarga Yasir dalam kesabaran dan berpegang teguh pada agama Allah SWT. (Dar Al-Gasem)

Dan semoga Allah SWT senantiasa membimbing langkah-langkah kita dan menempatkannya pada jalan yang benar, menjadikan kita wanita-wanita yang berhasil meraih kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat, aamiin.
 
#Quote
"Jilbab hati itu memang penting, namun tidak kalah penting juga ketika jilbab itu  menutupi aurat  yang semestinya memang harus ditutup, wanita akan lebih terhormat ketika dirinya sendirilah
 yang mengawalinya. (Titisan Kata)

Kamis, 21 November 2013

Cinta atau Dusta

Memang sudah fitrahnya manusia ingin dicinta dan mencintai, wajar ketika Aku harus terpesona oleh budi luhurnya, pribadinnya dan tutur katanya. Semuanya menjadi indah dalam tatapanku dan damai dalam jiwaku. Allah tidaklah salah dalam memberikan cinta pada rasa manusia, karena rasa itu aku tunduk dalam mengikuti sunahnya, dialah Rasul mulia Muhammad SAW. Karenanya Aku rindu ingin segera berada dalam perjumpaan kepadanya, wahai kekasih Allah syafaatmu kunantikan, kau telah membawaku dalam ketaatan kepada Robbku…kau juga yang telah menuntun jalan yang membawa cahaya bagi gulita.

Rasul kami…saat kukenang kau dalam sejarah Islam yang berjaya saat itu, membuat air mataku mengalir deras, lantaran malu jiwaku mengakui bahwa diri ini telah mencintaimu, padahal tidak ada setitik pengorbanan kami yang dapat kami sandingkan dihadapanmu dan dihadapan-Nya kelak. Tidak ada setitik perjuangan kami yang bisa kami persembahkan untuk mu, tidak sama sekali berbanding dengan ucapan bibir kami yang menyatakan kecintaan kepadamu.

Dustakah kami ya Rasul? mengaku cinta, nyatanya sunahmu pun jauh dari diri kami, mengaku mencintaimu namun jauh dari sesuatu yang kau sukai, kami lebih suka mendebatkan setiap ada masalah, kami lebih suka menonjolkan keegoan diri kami tanpa memikirkan kemashalatannya, kami lebih menyukai mencari-cari tentang keburukan sahabat kami, kami lebih suka mencibir dibelakangnya dan kami lebih suka melihat aib saudara kami tersebar.
Begitu piciknya pikiran kami ya Allah…

Ya Robb kami…
Kami tidak lebih dari seorang pendusta, mengaku cinta pada kekasih Allah. Nyatanya kami tidak sama sekali berusaha mendekatkan diri kepada yang kami cintai, ya Rasul…rasanya jika kau berada disisi kami saat ini, apakah kau akan mengakui kalau kami ini adalah umatmu?
Pertanyaan dalam diri yang terus kupertanyakan hingga saat ini. Karena pada suatu hari nanti kita semua akan menemukan jawaban yang sebenarnya, benarkah kita telah mencintainya…Rasul kekasih Allah??



#Bukankah kecintaan kita kepada sesuatu hal, akan menjadikan diri kita terus terpaut untuk selalu mendekat padanya. Mengapa tidak dengan diri kita...
Kepada Robb dan Rasul kita? buktikanlah cinta kita bukan sekedar dibibir saja.(Titisan Kata)

Aku Ingin Menulis

Diawali dengan sebuah kebingunan, bagaimana sich cara menulis yang baik dan tepat? seperti begitu sulitnya mengeluarkan kata-kata dari imajinasiku walau hanya sekedar mendeskripsikan fikiran yang terangkum dalam otak.

Ah...entahlah, mungkin juga karena tidak berbakat menjadi penulis!

Sebenarnya bukan karena tidak dapat menulis sich, menulis saja mungkin mudah ya,  namun ketika menuangkan ide dalam pikiran lalu dijabarkan menjadi paragraf-paragraf yang sistematis sedikit membingungkan cara mengolah kata-katanya.

Mungkin karena aku jarang menuliskan ide-ide itu dalam sebuah cerita sich?
Padahal kalau berbicara sudah banyak sekali kosakata yang aku keluarkan, artinya aku ga kehabisan cara buat mengolah kata kan? walaupun... terkadang masih suka kebanyakan "ehm, ehm" alias sok berfikir padahal memang lagi mikir. huhuhuu...*ga luchu garing ah...

Intinya sekarang aku mau nulis, terserah deh apa kata orang. yang penting Aku Mau Menulis!.

Menulis kisah sendiri kek, kisah orang lain kek, ataupun Opini tentang hal yang kita dengar ataupun yang kita lihat. Ya Suka-suka gue, kalian semua jangan pada Protes ya^_^ Peace!

Gue sekarang lagi menjalani proses yang namanya proses belajar otodidak untuk menjadi seorang penulis, karena ilmu yang kita dapat kalo nggak kita tulis ibarat Kuda yang lepas dari kekangnya, beehh langsung lariii kucar-kacir deh, alias itu ilmu bisa langsung ngilang alias kabuur entah kemana.

Makanya Aku nggak mau ilmu hilang gitu aja, nyarinya dan dapetinnya aja udah harus mengorbankan banyak hal, dan dengan di ikatnya ilmu dengan tulisan artinya Aku bisa berbagi juga kan dengan teman-teman yang lainnya, mereka yang tadinya nggak tahu akhirnya bisa menjadi tercerahkan karena kita rajin menulisnya.

So...Aku Ingin Menulis, telah menjadi minat dan keinginan gue sejak pertengahan tahun 2013, tahu nggak...sampai-sampai gue titip do'a sama temen yang waktu itu sedang umroh agar do'akan Gue bisa jadi penulis di tahun 2013 ini, eh Alhamdulillah deh gue beneran bisa jadi penulis di Blog-Blog gue yang masih acak adul ga jelas segmen tulisannya ini.

Nggak apa-apa deh namanya juga belajar kan? kalo belajar teh ga ada yang salah, dan salah itu memang hal yang harus dilewati bagi seorang pembelajar junior kayak gue, initinya gue bisa nulis, gue bisa berbagi ilmu ke kalian dan gue juga bisa meninggalkan sesuatu yang bermanfaat nantinya buat anak cicit gue kelak dan gue bisa syiar melalui tulisan ke semua penghuni Dunia.

Do'akan ya...


#Quote
Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu hal yang baru, jika itu memberikan mashalat bagi diri dan orang lain lakukanlah dengan ikhlas dan semangat. Allah akan menyertai kita apapun dan dalam keadaan bagaimanapun. (Titisan Kata)





Rabu, 20 November 2013

Persahabatan Kita

Diawal kita bersua
Mencoba untuk saling memahami
Keping-keping dihati
Terajut dengan indah
Rasakan persaudaraan kita

Dan masa pun silih berganti
Ukhuwah dan amanah tertunaikan
Berpeluh suka dan duka
kita jalani semua
semata mata harapkan ridhoNYA

Sahabat tibalah masanya
Bersua pasti ada berpisah
Bila nanti kita jauh berpisa
 Jadikan rhobitoh pengikatnya
jadikan doa ekspresi rindu
Semoga kita bersua disyurga
Masih ingat dengan nasyid Senandung Hikmah dari Sigma ini?
Senandung nasyid yang satu ini menjadi nasyid yang memberikan kesan yang cukup berarti dalam perjalanan hidupku, terutama sebagai seorang aktivis DK di kampus. Perjalanan mengenal kalian saudaraku, banyak cerita yang mungkin tidak dapat kutuliskan dalam diaryku. Namun kisah kalian insya Alloh akan abadi didalam hati, mungkin kelak dapat menjelma menjadi relief yang takkan hilang oleh bergulirnya masa.

Masih kuingat saat kujabat tanganmu, kau sebut namamu dan kusebut namaku, lalu kita tenggelam dalam cerita tentang masing-masing pengalaman diri. Perkenalan kita masa itu menjadi pengantar persahabatan dan peraudaraan kita hingga sekarang. Tak sering memang kita bertatap wajah namun kebersamaan kita ketika berada dalam satu kegiatan memberikan kenangan manis dalam perjalanannya.
Sahabat disini kita memulainya, membina hati kita untuk saling terpaut dan saling terikat dalam persaudaraan seiman dan seperjuangan. Sama-sama memiliki visi satu yaitu mencari Ridho-Nya. Tidak banyak memang waktu yang kuhabiskan untuk memikirkan tentang visi kita, tetapi apakah kalian tahu betapa sulit menjaga persaudaraan yang telah terbina, tak terasa telah hitungan tahun kita beriringan dan bersama-sama dalam visi yang sama.

Sahabat,,,aku akan berusaha menjaga agar kau senantiasa nyaman berada disisiku, berada dalam persahabatan Illahi ini, tahukah engkau membangun persahabatan karena Illahi dengan setulus  hati itu akan ada ujiannya, ujian tentang ketulusan, kejujuran dan kekuatan rasa persaudaraannya. 
Mungkin ketulusanku akan diuji saat bibir memaksa mengatakan "siap" ketika kau sedang membutuhkan uluran tanganku padahal hati saat itu menolaknya,  ataupun sebaliknya bisa jadi itu juga yang terjadi olehmu kepadaku. Dan ketulusanpun bisa diuji dengan dihadapkannya kita dengan prahara prasangka, membangun kepercayaan dan berhusnudhonpun sudah menjadi masalah yang tidak mudah di selesaikan, lantaran sulitnya mempercayai masing-masing diantara kita.
Sahabatku...mungkin berprasangka yang baik kepadamu merupakan ujian terbesar bagi kita, karena begitu sulitnya membangun rasa percaya didalamnya.  

Ah...alangkah lemahnya diri ini, hanya berprasangka baik saja sampai begitu sulitnya, mungkinkah karena pondasi dalam diri yang terlalu lemah ataukah memang diantara kita tidak ada lagi kekuatan untuk membina kepercayaan itu?

Mestinya jika kepercayaan itu sudah terbangun, kita tidak perlu bersusah payah menyibukkan diri mencari-cari kesalahan.
Apapun itu, aku menyadari sebagai makhluk yang dhoif dan sebagai manusia yang tak luput dari khilaf dan salah.

Sahabatku...
Saat kita bersama-sama sekarang, mungkin tanpa kusadari banyak kehilafan yang terjadi, maafkan aku ya! dan bila suatu saat nanti kita berpisah, ingat namaku dan sebut Aku dalam do'a-do'a malammu. Ikat hati kita dengan rhobitoh, jadikan kerinduan kita kerinduan yang membawa semangat untuk terus berkarya dan satu yang ingin aku katakan padamu " Semoga kita bersua di SyurgaNya". 


#Quote#
Persahabatan yang terbangun karena ingin mendapat Ridho Allah, adalah sebenar-benar persahabatan, jagalah hati ini Robb!, agar kelak kami bertemu dalam kesyukuran yang hakiki karena syurga-Mu menjadi balasan dan tempat persinggahan terakhir kami. (Titisan Kata)


Kamis, 14 November 2013

Jilbab Mini

Harmoni...harmoni...
Yang mau transit ke Kalideres, lewat indosiar dan grogol silahkan transit di Harmoni".

Lantang sekali suara itu terdengar ditelingaku, pada saat itu aku sedang ketiduran didalam bus Tansjakarta. Suara kondektur telah membangunkanku dari lelap ku siang itu, hehe..maklum hari ini aku pulang dari agenda dauroh dari LDK, lumayan segar kembali tubuhku setelah sempat memejamkan mata beberapa saat di dalam bus.

Dengan gontai aku melangkah ke arah pintu keluar bus, Alhamdulillah akhirnya sampai juga disini dan sebentar lagi akan sampai dirumah deh.

Tiba-tiba mataku terarah pada kerumunan orang-orang di sana, kulihat ada seorang remaja putri tergeletak lemah tak sadarkan diri di atas kursi penunggu bus tersebut, dengan bercak muntahan di sekitar jilbabnya yang mini,  jilbab nya sedikit menyingkap wajah ayu nya menampakkan dia sedang pingsan.

Dua orang temannya terlihat sibuk untuk mengipas-kipas wajahnya dan yang satunya lagi merapihkan rok panjangnya yang menjuntai ke bawah lantai. Aku sudah mulai berjalan untuk segera transit ke arah Pasar baroe.
Hatiku terasa terpanggil untuk melihat langsung apa yang terjadi dengannya, dan benar saja dia pingsan. Kuberanikan diri untuk bertanya pada temannya itu.

Dengan bekal pelatihan HPA dahulu,  aku coba membantu dia untuk sadar dari pingsannya, alhamdulillah aku berhasil membangunkannya. Gadis remaja itu namanya Ismy, dia baru saja mengikuti Ormik dari kampus BSI,  acara semacam seminar bagi mahasiswa baru gitu. Dia pingsan karena kondisi dalam bus way yang berdesak-desakan dan penuh sesak.

kami berbincang sebentar, saya bingung bagaimana dapat membantu menghubungi keluarganya karena rumahnya jauh berada di parung, dan tidak mungkin dia harus pulang kesana dalam keadaan lemah begini. Akhirnya ku telpon teman LDK ku, pera seorang akhwat raider, teman-teman biasa menyebutnya seperti itu. Dan lucunya baru saja aku telpon dia beberapa menit batre hape drop, alhasil aku kebingungan. Tapi alhamdulillah penjaga busway di sana baik sekali aku diijinkan untuk men carge hape di ruangannya.

Setelah selesai kordinasi dengan ukhti Pera, akhirnya aku putuskan untuk menghubungi keluarga Ismy yang terdekat, katanya dia memiliki kakak yang tinggal di daerah kebun jeruk. Maka dengan nekat Aku dan Pera akan berboncengan motor bertiga untuk mengantarkannya kerumah kakak ismy. Aku mempersilahkan temannya untuk pulang duluan, karena kondisi semakin sore , kasihan mereka kalo sampai kemalaman dijalan nantinya.

saat aku dan Ismy sedang menunggu Ukhti Pera di halte, ada seorang wanita dewasa berjilbab sepundak mendekatiku dan Ismy. Dia begitu care dan menanyakan apakah saya anggota Badaris, jelas aku bilang 'iya' dan wanita ini memperkenalkan diri lalu bersedia mengantarkan kami dengan mobil pribadinya, ternyata kakak ini alumni kampus BSI yang dahulu pernah tergabung dalam UKM Badaris juga.

Subhanaalloh...aku mempertemukan kami dalam keadaaan yang tepat, akhirnya Aku dan Ismy ikut dalam mobil tersebut sedangkan Pera dia  mencari alamat rumah kakaknya Ismy dan memandu mobil yang sedang kami tumpangi.

Alhamdulillah akhirnya kami sampai juga ke rumah kakaknya Ismy, kulihat sepetak kamar kontrakan disana dengan wajah ramah bersahabat kakaknya ismy mengucapkan terimakasih, atas bersedianya  kami mengantarkan adiknya pulang, dan menolongnya saat dia pingsan di halte busway.


***1 tahun setelah itu***


"Kakak...bagaimana kabarnya?"

Sapaan khas Ismy padaku, kini sapaan itu kudapati melalui akun fb. Dia menyapa dalam dinding wall ku. Aku seperti tidak percaya dengan apa yang kulihat di foto profilnya saat itu, dia yang dahulu kutemui dengan jilbab mini dan tipis, kini dengan jilbab yang sempurna menutup dada dan warna hijau menghiasi dirinya,  syukur dan bahagia kuucapkan padaMu ya Robb,,,

"Alhamdulillah kakak baik, Ismy bagaimana, sehat??"

"Ia kak Ismy sehat, kakak sekrang semester berapa, do'akan ismy ya ka sedang UTS nich?"

"Ia kakak do'akan UTSnya sukses ya, aamiin do'akan kakak juga ya sekrang sedang menyusun TA, agar di berikan kemudahan juga ya?"

Ada hikmah dalam kisah yang kudapati dari perjalanan kisah diatas, Bahwa kebaikan yang kita berikan kepada mereka yang membutuhkan harus  didasari dengan niat yang baik, syiar itu bukan hanya berkata-kata saja, namun dengan menunjukkan sikap yang nyata memberikan teladan dan lakukan dengan hati yang tulus, maka Allah a kan menyentuh hati yang akan menjadi objek syiar kita. meski tidak banyak kata yang kita sampaikan dengan teladan kurasa itu akan lebih mengena dan lebih tepat.

Menolong seseorang bukan hanya untuk tujuan tertentu tapi niatkan dengan setulus hati meringankan dia dari kesusahan, bila ada kebaikan lain yang ikut didalamnya anggaplah itu bonus yang Allah berikan atas keikhlasan hati dalam menjalankan kebajikan itu.

***Quote***
"Tidak ada yang bisa menghalangi kebaikan untuk orang lain jika Allah sudah tentukan"




















Rabu, 06 November 2013

Belajar Tangguh

Buuukk...
Tangkisan pertama melesat dengan cepat, kini tendangan kidal dari kakinya pun bergerak dengan gesit.

Jleepp...

"Kena...", teriakan para penonton riuh menjadi hampir tidak jelas apa yang mereka sorakkan, fighter pencak silat kelas A untuk kelas Putri berlangsung sangat seru dan ramai.

Babak pertama telah berlalu

3 menit menanti babak ke-2 dimulai
 Seorang Coaching menanyakan adik atletnya 

" Bagaimana dengan pertandingan tadi, dik? Tanya kakak coach

"Hhm...saya kira dia itu akan sangar skali dalam menyerang, karena saya sempat gugup begitu melihat penampilannya yang amat sangat terlihat tomboy kak", ujarnya sambil terengah-engah, dan terus mengatur nafas.

" Kakak juga tadi sempat khawatir, namun ketika kamu mulai menyerang, dan  gerakan seranganmu jelas lebih tangkas dibanding dia, kakak sangat optimis kamu bisa mengalahkannya, dan satu lagi serangan tendangan kidalmu itu yang tidak bisa dibaca oleh lawan itu menjadi senjata buat menambah point nilai loh dik, semangat dik kamu bisa".

"Ia kak insyaalloh saya akan maksimalkan diri untuk bisa sampai pada babak final, yang memenangkannya, bismillah".

"Bagus, sekarang sudah siap bertanding kembali ke babak ke-2 ya, yakinkan dalam hati kalau kamu dapat mengalahkannya, Kamu bisa Dik!".

"Bismillah insyaalloh kak!"


Pertarungan kelas Putri berlangsung dengan tertib dan seru serta dimenangkan oleh gadis kecil berkerudung krem, jilbabnya yang cukup panjang menggerai di pundak dan lengannya tidak menjadikan halangan dalam gerakan menyerang lawan dan tidak juga menjadikannya terlihat lemah. Wajah polosnya menyiratkan kelelahan pada pisiknya, namun kebahagiaan dalam tatapan mata yang sipit jelas sedang menjelaskan dia begitu bahagia atas kemenangannya.

Ririn adalah seorang remaja putri sekolah SMK Negeri di kota kecil daerah Sumatera Selatan. Kegiatan nya dihabiskan hanya untuk sekolah, berorganisasi, menjaga usaha kantin nya di SMK dan berlatih pencak silat dihari minggu, selain itu kegiatan yang paling Dia gemari adalah tergabung dalam kelompok mentoring di rohis generasi awal di sekolahnya, selain menjadi anggota aktif karena dia juga merupakan pengurus rohis sekolah yang terkenal sebagai kampus hijau.

Udara yang sejuk dan asri membuatnya nyaman berada di sekolah itu, walau awalnya dia menolak untuk melanjutkan SMA ke sekolah kejuruan tersebut. Namun kini semua keengganannya terjawab sudah mengapa orang tuanya menginginkan dia berada di sekolah tersebut, serta ini pembuktian mengapa do'a restu orang tua sangat penting untuk pilihan masa depan seorang anak.

Ririn bukan hanya terkenal sebagai siswi yang mampu bergaul dengan luwes namun dia terkenal karena dia merupakan siswi yang pandai dikelas, beberapa kali menjadi bintang kelas dan sikapnya yang dewasa menjadikan teman-temannya menyukai dan menyegani dia, kematangan berfikirnya serta ketegasannya dalam memberikan keputusan sebagai ketua kelaspun mencerminkan sebuah pribadi yang matang dan bersahaja.

Hidup dalam kesederhanaan tidak menjadikan dia minder terhadap teman-teman yang lebih baik nasib ekonominya. Ririn terus melakukan apa yang menjadi ajakan nuraninya dan dia tidak pernah merasa menyesal mengapa harus terlahir dari keluarga sederhana yang penting setiap langkah yang dia tempuh restu orang tua yang utama dan rasa bahagia yang terus menghinggap di jiwa, itu hidup yang ingin terus dia bangun, hingga suatu hari dia dapat merasakan kesyukuran atas nikmat hidup yang sebenarnya, karena hakikatnya hidup hanya untuk berbakti kepada Robb-nya.

**lanjutkan











Senin, 04 November 2013

Kunci Cinta

Hanya akan menjdi sesak nafas ini, jika cinta yang di damba hanyalah karena seseorang.

Berbeda ketika kau mencintainya karena mencintai sang pemilik Cinta pula, maka hal yang tak mungkin akan menjadi mungkin.

Carilah Cinta yang sebenar-benar cinta,  cinta yang bukan hanya terucap pada lisan namun terserap pula dalam jiwa.

Kenalilah diri sendiri, maka kita akan mengenal Allah dan makhluk-Nya.

Keep Smile for your life

Laa Tahzan Innalloha Ma'ana