Sabtu, 11 Januari 2014

10 Muwasafat Tarbiyyah


Muslim yang ingin mempersiapkan diri dalam perjuangan Islam perlu memperbaiki dirinya agar sentiasa terkehadapan dari manusia lain. Risalah Islam yang syumul ini hendaklah difahami dengan membentuk diri yang syumul juga. Maka hendaklah diteliti di sini tentang aspek-aspek seorang daie Muslim dalam rangkanya untuk menjadi seorang Muslim yang sempurna.
Sifat-sifat yang perlu ada pada diri duah ialah:

1. Kuat tubuh badan (Qawiyyal Jism)
· Dakwah berat tanggungjawab dan tugas – perlukan badan yang sihat dan kuat.
· Rasulullah saw menitikberatkan soal ini. Maksud Hadis : Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dikasihi Allah dari mukmin yang lemah, tetapi pada keduanya ada kebaikan.
· Pesanan al-Banna:
· Memeriksa kesihatan diri,mengamalkan riyadhah dan tidak memakan/minum suatu yang merosakkan badan.
2. Akhlak yang mantap (Matinul Khuluq)
· Akhlak kita ialah Al-Quran dan ditunjukkan oleh Nabi saw.
· Dijelaskan beberapa unsur oleh Imam Al-Banna dalam kewajipan dai iaitu sensitif, tawadhu, benar dalam perkataan dan perbuatan, tegas, menunai janji, berani, serius, menjauhi teman buruk dll.
3.Fikiran yang berpengetahuan (Mutsaqqafal Fikri)
· Perlu berpengetahuan tentang Islam dan maklumat am supaya mampu menceritakan kepada orang lain.
· Perlu bersumberkan kepada Al-Quran dan Hadis dan diterangkan oleh ulama yang thiqah.
· Pesan Imam Banna: Perlu boleh membaca dengan baik, mempunyai perpustakaan sendiri dan cuba menjadi pakar dalam bidang yang diceburi.
· Mampu membaca Al-Quran dengan baik, tadabbur, mempelajari seerah, kesah salaf dan kaedah serta rahsia hukum yang penting.
4. Mampu berusaha (Qadiran ala Kasbi)
· Walaupun kaya, perlu bekerja.
· Tidak terlalu mengejar jawatan dalam kerajaan/resmi.
· Meletakkan jawatan dan tempat kerja mengikut keperluan dakwah lebih utama dari gaji dan pendapatan.
· Melakukan setiap kerja dengan betul dan sebaiknya (ihsan).
· Menjauhi riba dalam semua lapangan.
· Menyimpan untuk waktu kesempitan.
· Menjauhi segala bentuk kemewahan apatahlagi pembaziran.
· Memastikan setiap sen yang dibelanja tidak jatuh ke tangan bukan Islam.

5. Akidah yang sejahtera (Salimul Aqidah)
· Redha Allah sebagai tuhan, Islam sebagai Agama dan Muhammad saw sebagai Nabi.
· Sentiasa muraqabah Allah dan mengingati akhirat, memperbanyakkan nawafil dan zikir.
· Menjaga kebersihan hati, bertaubat, istighfar, menjauhi dosa dan syubhat.

6. Ibadah yang betul (Sahihul Ibadah)
· Perlu melakukan ibadat yang meninggikan roh dan jiwanya.
· Perlu belajar untuk membetulkan amalannya dan mengetahui halal dan haram.
· Tidak melampau atau berkurang (pertengahan).

7. Mampu melawan nafsu (Mujahadah ala Nafsi)
· Perlu azam yang kuat untuk melawan kehendak nafsunya dan mengikut kehendak Islam.
· Tidak menghiraukan apa orang kata dalam mempraktikkan Islam.
· Dai mungkin melalui suasana sukar yang tidak akan dapat dihadapi oleh orang yang tidak biasa dengan kesusahan.

8. Menjaga waktu (Haarithun ala Waqtihi)
· Waktu lebih mahal dari emas, waktu adalah kehidupan yang tidak akan kembali semula.
· Sahabat sentiasa berdoa agar diberkati waktu yang ada pada mereka.
· ..Aku adalah makhluk baru.. menjadi saksi kepada manusia.

9. Tersusun dalam urusan (Munazzamun fi syu’unihi)
· Untuk manfaatkan waktu dengan baik.. perlu penyusunan dalam segala urusan.
· Gunakan segala masa dan tenaga tersusun untuk manfaat Islam dan dakwah.

10. Berguna untuk orang lain. (Nafi’un li ghairihi)
· Dai umpama lilin yang membakar diri untuk menyuluh orang lain.
· Dai adalah penggerak dakwah dan Islam. Masa depan Islam, hidup mati Islam bergantung kepada dai.
· Amal Islam ialah untuk menyelamatkan orang lain dari kesesatan.
· Dai merasa gembira bila dapat membantu orang lain. Paling indah dalam hidupnya ialah bila dapat mengajak seorang manusia ke jalan Allah.

http://ertikehidupan.wordpress.com/10-muwasafat-tarbiyyah/

Mabuk Driver Printer

Sejak subuh sudah mantengin laptop terus nich, sudah siap-siap mau install driver printer pixma ip1980, sudah download juga beberapa versi eh ga taunya ga compatible juga nich, tuh driver cuma support sama windows 7 32-bit aja. Sedangkan windows gue kan 64-bit, alhamdullillah dibuat pusing end nunggu sampai jam 9 pagi nyoba cari-cari lagi, sampai kelingan gue dibuatnya, sudah tanya sana-sini eh tetep aja masih ga nemuin.

Sampai Ibu pulang dari pasar, sampai di beliin susu kacang  dan sarapan sampai semuaya habis gue lahap, tetap ga nyerah gue harus dapatin tuh driver. Masalahnya kalo ga ada gue ga bisa ng print TA gue dong. Ah...ga ada kata menyerah untuk TA, biarpun masih amburadul asalkan ada niatan dan ikhtiar yang kuat dan dibarengin do'a semua akan ada solusinya, insyaalloh.

Akhirnya gue hubungi  lewat fb beberapa temen yang menguasai ilmu komputer gitu, dapat beberapa referensi, alhamdulillah ga support dan gue tambah pusing aja nich. akhirnya karena mentok, gue tinggalin aj tuh laptop, lari kedapur nyari makanan dan pas  ngelihat Ibu gue lagi masak, ternyata beliau masak soto ayam, alhamdulillah bentar lagi akan terhidang ni soto, hitung-hitung ngilangin stress gue dengan menyantap lahap soto buatan My mom, ehhmm yummiiiee! duh jadi berasa lapar nich.

Sudah ada 3 jam gue mantengin ni laptop, kayaknya sudah ada tanda-tanda pencerahan, semoga  referensi yang dikasih temen gue yang ini nich  :http://driver-printers.blogspot.com/2013/10/driver-canon-pixma-ip1980-download.html adalah yang tepat dan compatible buat windows guueee...

Semoga ya Allah>..<

Aamiiin




Jumat, 10 Januari 2014

kenapa PHP jadi Jodoh TerAkhirku (PHP Jodoh TA)



Semua bermuara pada kata berjodoh ga ya?
kalo sudah jodoh, pastinya TA itu akan bersamanya kita, dan menikmati kebersamaan berhari-hari bersama PHP, loh..loh..kok PHP bukan Pemberi Harapan Palsu ya:( tapi ini adalah bahasa pemprograman untuk membangun sebuah web.

Sudah masuk minggu ke 7 bimbingan namun daftar kehadiran bimbinganku baru terisi 4 kali kehadiran, bab 2 sudah selesai tinggal acc namun begitu masuk bab 3 loh kok jadi mentok gini yah, stop dari aktivitas proses pembuatan TA. Stress dengan merancang web apa yang harus saya buat, belum ketemu ide dan pemecahan idenya. Ya Allah memulai itu memang agak berat ketimbang tinggal meneruskan saja, sampai minggu-minggu terakhir ini aku masih belum menemukan titik terang untuk segera memulai dan memecahkan masalahnya.

Wahai TA ku jika Allah telah mentakdirkan kita berjodoh maka Wisuda adalah hari bahagia kita yang layak kita rayakan bersama. Aku amat mengharapkan PHPku dan MYSQLku mau menyederhanakan prosesnya agar aku tidak terbelit dan terseok-seok menuju Wisudaku.

oohh,,, TA ohh PHP dan Wisuda suatu masa yang amat kunikmati prosesnya, indah dalam kesulitan indah dalam perjuangan penuh tantangan.

Bagaimana aku dapat menghilangkan kepanikan untuk segera menyelesaikannya.

kayaknya perlu tips-tipsnya nich???

1. Butuh patner untuk diskusi supaya tidak buntu dan stress sendiri.
2. Persiapkan diri ketika didepan komputer, buku pemprograman, makanan cemilan dan minuman, modem/wifi dan usahakan tempatnya yang nyaman.
3. Perbanyak Sholat malam, hajad, zikir dan tilawah Al Qur'an agar hati senantiasa tenang dan terbimbing oleh cahaya Allah.
4. Banyak Sedekah
5. Berbakti kepada orang tua, menyambung silaturahim.
6. Berdo'a dan tawakal kepada Allah SWT.

ah,,,hanya berharap aku berjodoh pada TA yang menghantarku pada Wisuda yang kutunggu-tunggu.

Ku ingin kita bertemu disana, saat toga terpasang pada kepalaku nanti.

Bismillah....


اللَّھُمَّ لاَ سَھْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَھُ سَھْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَھْلاً
Allohumma laa sahla illaa maa ja’altahuu sahlan wa anta taj ‘alulhazna idzaa syi’ ta sahlan

“Ya Allah, tidak ada yang mudah kecuali apa
yang Engkau mudahkan dan tidak ada yang sulit jika
Engkau menghendakinya kemudahan”.

Selasa, 07 Januari 2014

Adakalanya menjadi seorang pecundang

Masih ingatkah sekarang kita, saat ini kita teramat membencinya jangankan untuk menyapa melihat saja sudah tidak ingin lagi. Terasa seperti jijik melihatnya, padahal dia adalah orang yang dahulu pernah begitu kita sayangi atau bahkan cintai.

Karena satu masalah yang ntah mengapa sulit sekali untuk menghilangkan kebenciannya itu dari dalam diri, ntahkah karena hati telah berkerak penyakit hati atau kurang mawas diri terhadap pengaruh persepsi manusia. Kalaupun dengan memaafkan menjadikanmu seperti seorang pecundang, ataupun terlihat seperti seorang yang lemah, mengapa tak kau pilih? kenapa malah kau semai subur kebencian dan kekerasan hati itu didalam hati. 

Mengapa harus kupilih menjadi layaknya seorang pecundang???

Bersyukurlah bila ternyata kita disebut seorang pecundang, tak apa jadilah pecundang yang selalu merasa bodoh, yang selalu merasa lemah,  orang yang tetap memiliki rasa takut, dan jadilah pecundang yang mampu mengelola semua perasaan itu hingga menjadi kendaraan yang mengantarkan kita menjadi pribadi yang terus memperbaiki diri dan semakin dekat pada Allah SWT.

Jadilah pecundang, karena seorang pecundang akan selalu merasa dirinya rendah dan hina, maka dengannya dia tidak menjadi orang yang sombong apalagi merasa lebih benar, tidak semua pecundang terlihat bodoh, sebenarnya nilaimu terletak pada akhlakmu yang bermuara pada  Al Qur'an dan sunnah, akhlak rasululloh, bukan akhlak pemuas nafsumu atau persepsi manusia. 

Tak perlu takut dengan kata pecundang, kadang kala persepsi manusia mengelabui kita dari kebenaran yang tidak Allah tampakkan, merasa diri kita benar padahal kata Allah itu salah, sebaiknya perbanyak memohon ampunan dan kalimat istighfar pada_nya, agar Dia memurahkan kita untuk melembutkan hati ini dalam menerima kritikan, nasihat, ataupun hujatan. 

Karena Dia maha mengetahui dari apa yang kita ketahui, jangan menjadi orang sok tahu, yang padanya kita mencari-cari tahu yang bukan pada ranahnya, jangan pula menjadi pembela yang dengan nya memercikkan fitnah dan api pertikaian,wahai diri biarlah diri ini terlihat hina dimata manusia, apakah kita akan kembali dengan kehinaan diri pula kelak, lantaran kita tidak menjaga hati dan lisan bahkan indera ini dengan sebaik-baik penjagaannya.


Terlihat dimata manusia amat hina, tidak masalah ya...
Lihatlah cuplikan ini:
Sabar Dan Selalu Berbuat Baik
Islam adalah agama yang damai dan penuh keindahan. Islam mengajarkan umatnya agar terus menerus berbuat kebaikan kepada sesama manusia tanpa mempedulikan asal usul, status sosial, agama, jenis kelamin, dsb. Dalam salah satu ayat Al-Qur’an,“Dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil (orang yang bepergian) dan hamba sahayamu (pembantu).” (QS. An-Nisa [4]: 36).
..
Ayat ini mengajarkan untuk selalu berbuat baik kepada siapapun tanpa memandang faktor-faktor darimana orang itu berasal, seberapa kaya orang tersebut, apa jenis kelamin orang yang bersangkutan, dsb. Hal yang lumrah ada kalanya dalam hidup ini kita menemui tantangan luar biasa yang tak diinginkan, seperti dibenci banyak orang atas niat tulus dan perbuatan baik yang kita lakukan atau mungkin “ditusuk” dari belakang oleh teman-teman maupun keluarga dekat kita sendiri. Ironis bukan?
.
Bagi seorang pelajar atau mahasiswa, mungkin saja ada teman sekelas yang tidak suka dan berusaha menjatuhkan kita dengan berbagai cara, termasuk mungkin memfitnah atau menyebar isu yang tidak benar. Bagi seorang karyawan, mungkin saja sesama teman di kantor saling berusaha menjatuhkan dan dibuat agar nama kita jelek di depan bos dan tidak jadi dipromosikan. Bagi seorang pebisnis, mungkin saja pesaing kita melakukan cara-cara yang kotor dan bisnis yang tidak beretika. Setiap orang, tidak peduli apa profesi dan pekerjaannya, pasti akan menemu hal-hal seperti itu. Hidup itu keras bung! :)
.
Saran saya kepada orang-orang seperti ini: jangan dibalas perbuatan jahat mereka! Karena kalau kita balas, ya berarti kita sama saja dengan mereka. Sama-sama sakit!! hehe… Tapi balaslah segala kejahatan yang orang lain lakukan kepada kita dengan kebaikan. Allah Swt telah mengajarkan di dalam Al-Qur’an, “Balaslah perbuatan buruk mereka dengan yg lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan.” (Q.S. Al-Mu’minun [23]: 96).
.
Hadapi saja semua tantangan dan masalah yang kita hadapi dalam hidup ini dengan penuh syukur. Karena memang begitulah kehidupan berjalan. Terkadang berada di atas dan di lain waktu berada di bawah. Terkadang, perbuatan baik yang kita lakukan malah dibalas dengan kejahatan oleh orang lain. Oleh karenanya, manakala kita melakukan sesuatu, jangan pernah berharap bahwa kita akan memperoleh sambutan hangat atau balasan yang serupa dari orang yang bersangkutan. Karena jika itu yg terjadi, bersiap-siaplah kita merasakan kekecewaan yang dalam.

Watak manusia sungguh beragam dan tak mesti sehaluan dengan apa yang kita inginkan. Pastinya kita menginginkan setiap orang berbuat baik kepada kita kan? Sayangnya dunia tidak selebar daun kelor (ga nyambung). Semua sikap yang tidak mengenakkan dari manusia, baik ataupun buruk, terimalah dengan penuh kesabaran. Bilamana kita mengindahkan ajaran Islam, balaslah dengan yg terbaik. Namun, bilamana membalas keburukan itu dengan kebaikan masih sulit dan berat, biarkan saja mereka. Jangan sekalipun kita terprovokasi. Inget selalu pepatah ini: “Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu.”
.
‎​​Contoh nyata dari kesabaran menghadapi orang lain adalah apa yg ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dalam dakwah beliau kepada kafir Quraisy di Makkah. Nabi Muhammad yang diutus oleh Allah SWT untuk menyucikan jiwa-jiwa kotor, hati kusam, dan mengajarkan akhlak karimah bukannya disambut dengan baik. Tapi malah dicemooh, dihina, difitnah, dan dihujat. Tidak jarang, bahkan beliau dilempari tulang belulang, kotoran unta dan diludahi ketika beribadah di Ka’bah. Namun, apakah beliau membalas semua tindakan keji itu dgn tindakan yang sama? Ternyata tidak!

Dalam peristiwa Thaif, ketika Rasulullah SAW datang bersama para sahabat mencari perlindungan, beliau malah dilempari batu hingga berdarah. Dalam kondisi yang demikian, ternyata bukan kemarahan dan dendam yang ditunjukkan Rasulullah saw. Beliau malah mendoakan orang-orang yg melemparinya agar segera mendapat hidayah dari Allah SWT. Padahal, para malaikat yg diutus oleh Allah SWT telah menawarkan kepada beliau untuk menghukum mereka. Ibaratnya kalau Rasulullah bilang “iya” saja kepada malaikat, maka itu orang-orang yang berbuat jahat kepada Rasulullah akan langsung dijadiin tempe mendoan semuanya alias benyek.
.
Tapi Rasulullah SAW menolak tawaran tersebut, malah beliau berbuat kebaikan kepada orang-orang yg menzalimi tersebut dengan mendoakan mereka agar mendapat hidayah. Terbukti, sebagian besar dari mereka memeluk agama Islam dan menjadi pembela Rasulullah paling depan di medan-medan perang. Subhanallah.. Inilah kehebatan dari seorang Nabi Muhammad saw yang membalas kejahatan dengan penuh kebaikan, dan akhirnya justru malah kemenangan yang didapat, yaitu orang-orang yang tadinya kafir dan memusuhi, malah berbalik memeluk agama Islam karena akhlak terpuji yang ditunjukkan oleh Rasulullah.
.
Tidak salah memang bahwa Nabi Muhammad saw adalah contoh manusia terbaik yang harus kita ikuti. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab:21).
.
Apa yang dilakukan Rasulullah saw membuat saya teringat dengan istilah yang sangat menarik, “you may lose the battle but you win the war”. Kata battle di sini diistilahkan sebagai perang kecil dan war adalah sebuah perang yang lebih besar. Inilah yang disebut mengalah untuk menang. Kita sering mengartikan bahwa yang namanya mengalah itu ya berarti kalah, padahal tidak demikian. Mengalah bukan berarti kalah, namun mengalah untuk merangkul dan selanjutnya untuk menang.
.
Dalam cerita di atas tadi, Nabi Muhammad saw boleh saja kalah dalam battle (pertempuran kecil), namun beliau menang mutlak dalam war (perang yang lebih besar). Kekalahan battle Rasulullah adalah beliau dimaki-maki, dilempari batu bahkan diludahi setiap harinya. Tapi Rasululah menahan diri untuk tidak membalas karena beliau tahu bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang harus dia perjuangkan, yaitu tugas utamanya berada di muka bumi ini untuk memperbaiki akhlak manusia dan menyiarkan syiar Islam seluas-luasnya sebagai agama yang rahmatan lil ‘aalamiin (rahmat bagi seluruh alam semesta).
.
Lalu akhirnya jelas sekali, kemenangan war Rasulullah adalah pada akhirnya orang-orang yang tadinya membenci dan memusuhi, bahkan ingin membunuh beliau, malah mengucapkan syahadat, memeluk agama Islam dan menjadi tameng-tameng hidup yang paling setia bagi Rasulullah saw dalam setiap perang. Inilah kemenangan besar Nabi Muhammad saw yang berhasil menjalankan misinya di muka bumi yang menyiarkan syiar Islam dan membuat para pembencinya memeluk agama Islam atas kesadaran sendiri dikarenakan perbuatan baik yang dicontohkan Rasulullah saw.
.
Allah Swt Maha Adil
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi keadilan. Allah Swt juga memiliki nama lain yang berhubungan dengan keadilan seperti Al-‘Adl (Yang Maha Adil) atau Al-Hakim (Yang Maha Menghakimi). Di dalam Al-Qur’an sendiri juga dijelaskan bahwa segala perbuatan, baik ataupun buruk, sekecil apapun, pasti akan mendapat ganjaran dari Sang Maha Kuasa.
.
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (biji atom), niscaya dia akan menerima (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah (biji atom) pun, niscaya dia akan menerima (balasan)nya.” (QS. Al-Zalzalah [99]:7-8)
.
Jadi, Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, jangan khawatir untuk selalu berbuat baik. Kita harus meyakini bahwa Allah Maha Adil dan segala perbuatan kita pasti akan ada balasannya, baik di dunia ataupun di akhirat nanti. Jika kita berbuat baik, tentunya kebaikan pula balasan yang akan diberikan oleh Allah Swt. “Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan pula.” (QS. Ar-Rahman [55]: 60).
.
Maka dari itu berbuat baiklah kepada siapapun, bahkan kepada orang yang telah berbuat jahat kepada kita. Mengapa? Karena kebaikan tersebut dilipatgandakan di sisi-Nya. Hal ini dijelaskan di dalam Al-Qur’an, “Mereka itu diberi pahala dua kali lipat disebabkan kesabaran mereka dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka nafkahkan.”(QS. Al-Qashash [28]:54)
.
Coba perhatikan juga ayat ini, “Siapa yang datang membawa kebaikan, baginya pahala yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan siapa yang datang membawa kejahatan, tidaklah diberi balasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan seimbang dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (SQ. Al-Qashash [28]:84)
.
Dalam ayat di atas jelas bahwa segala kebaikan akan mendapat balasan yang lebih baik dan setiap kejahatan dibalaskan setimpal dengan apa yang dilakukan. Di sinilah letak kebaikan dan keadilan Allah Swt. Dia memberikan ganjaran yang lebih kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. Namun untuk pelaku kejahatan dibalas setimpal dengan kejahatannya. Allah SWT tidak menzolimi sedikitpun terhadap orang-orang yang berbuat jahat. Mantap kan??? hehehe…
.
Akhirnya… Selamat berbuat kebaikan… Dimanapun, kapanpun, dan kepada siapapun… Mengenai balasannya, serahkan kepada Allah, Dia-lah hakim yang paling adil di seantero jagat bumi…
































Kamis, 02 Januari 2014

Perasaanku

"Aku melihat diriku sendiri dalam prangkap ujub yang amat sangat halus, ya Robbi kau maha tahu isi hati ini, dengki ini, dan penyakit didalam hati ini. Sadarkan jiwa ini dari hal yang melenakan, melalaikan Robb...".
Masih ada rasa tak suka bila melihat saudaraku lebih baik, lbh sukses, robbi... bukankah ini sebuah penyakit hati,terkadang aku memang tidak menyadarinya, banyak celotehan dan komentar kata2ku yang telha menyakiti saudara2ku, aku merasa benar padahal yang merasa benar itulah yg salah, merasa baik justru itulah sosok yang terburuk.
Seringnya menghakimi saudara2ku dengan cara dan nafsu pribadi yang terselip  pula kebencian dalam jiwa. Ya Robbi...di awal tahun ini beberpa hal telah mengingatkanku akan hari perhitungan kelak diakhirat, dengan beberapa berita tentang kematian kerabat cukup mengingatkanku akan hari kembaliku kelak.

Bahwa kebencian yang kutanam dan kusemai saat ini tidak sedikitpun menolongku, ataupun menguntungkanku, justru sikap seperti inilah yang kelak akan menjadi kerugian besar untuk dunia akhiratku.

Kepada saudara-saudaraku, kiranya masih ada kesempatan, biarkanlah nafas ini mengikuti Jejak sang kekasihNya tanpa menghujat satu dengan yang lain, tanpa merasa diri ini lebih baik, karena semua hal perlu proses dlm perbaikannya, Ijinkanlah aku untk melalui fase itu, proses perbaikan itu, tanpa banyak kau cibir tanpa banyak kau cemooh.

Karena Kau tak tahu dalamnya isi hati manusia, berhentilah menghujat dan berkomentar buruk pada saudaramu sendiri. Sebelum hari penghabisan itu tiba dan kebangkrutan itu terjadi pada diri kita.
Aku Mencintaimu saudaraku#