Senin, 23 Maret 2015

RESUME MAJELIS AYAH " Menghujamkan Tauhid ke dalam Jiwa Anak"

Sabtu, 21 Maret 2015
@AQLIslamiCenter

Oleh : Firmansyah, ayah Khanza

Narsum : Ust. Bachtiar Nasir

AKU PEDULI IMAN ANAKKU!!!

Sesungguhnya, hanya ada 2 agama di dunia ini :

1. AGAMA ALLAH : Fitrah Manusia dlm penciptaannya.
2. AGAMA ORANG TUA : Agama yg diajarkan oleh orang tua kepada anaknya.

Boleh jadi, orang tua adalah 'penjahat' pertama bagi anak manusia, krn doktrin 'agamanya' telah merusak 'agama Allah' yg telah mjd fitrah smua manusia.

Contoh :
Ortu berkata 'dahulu nenek moyangmu melakukan ...&...'
padahal hal itu bertentangan dgn 'agama Allah'
Orang tua bertanggung jawab dalam menjaga fitrah keimanan anak2nya.

AYAH adalah ORANG PERTAMA YG BERTANGGUNG JAWAB thd KEIMANAN ANAKNYA.

Maka ayah,
Jangan bosan menasehati Istrimu.
Jangan bosan menasehati anakmu

Keimanan yg bagaimana yg hrs tertanam di jiwa anak?
1. Keimanan utk selalu memeluk Islam hingga akhir hayat.
Landasan :
QS. Al Baqarah [2] : 132
"Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kcuali dlm keadaan memeluk agama Islam"

2. Keimanan thd Tuhan Yg Esa, tdk menyekutukan Allah (tdk syirik), taat & patuh hanya kpd Allah.
Landasan :
QS Al Baqarah [2] : 131
"Apa yg kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab "Kami akan menyembah Tuhanmu & Tuhan nenek moyangmu,Ibrahim,Ismail, & Ishaq, (yaitu) Tuhan Yg Maha Esa & kami hanya tunduk & patuh kpd-Nya"

Bagaimana caranya? Bagaimana metodenya?
Bagaimana langkah-langkahnya?

Perhatikan Prinsip2 Dasar Menanamkan Tauhid kpd Anak dgn Metode & Langkah2 sbb :

1. Ajarkan Iman dahulu sebelum Al Qur'an

• Abdullah bin Umar ra berkata : "Dahulu, kami mempelajari keimanan sebelum belajar Qur'an"

• Jundab Albajly : "Dahulu, ketika kami menjelang usia baligh bersama Rasulullah, kami mempelajari keimanan sebelum mempelajari Qur'an.Setelah itu, baru mempelajari Qur'an,akibatnya bertambahlah keimanan kami."

Tanya : Bolehkah anak usia dini mempelajari Qur'an / mjd hafidz atw hafidzoh?

Jawab : Boleh, asalkan jangan lupa pada esensi keimanannya mksdnya jgn sampai mengejar target utk mjd hafidz sejak usia dini, namun lupa mengajarkan keimanan kpd Allah (menanamkan tauhid) dlm jiwa anak.

Bagaimana menanamkan tauhid dlm jiwa anak?

A. Perhatikan kaedah 'Mencintai Allah krn Allah baik'

Contoh :
'Maha besar Allah yg menciptakan buah2an yg bermacam2 bentuk & rasanya'

'Betapa Allah sayang kpd kita shg kita diberi kemampuan utk bergerak'

'Maha besar Allah yg beri kita kmampuan utk mempelajari Al Qur'an'
dsb...

Jangan takut2i anak dgn murka Allah krn otak anak blm siap utk menerima itu.

Contoh :
'Kl adQ gak mau sholat,nanti adQ dimasukkan Allah ke dlm neraka,dibakar dst...'

'Ayo murajaah, kl km gak mau murajaah nanti Allah marah'

'Allah gak suka lo sama anak nakal, nanti Allah marah kl adQ nakal'
(sbenernya yg gak suka itu Allah atw ortunya? Hati2 mengatasnamakan Allah)

B. Anak2 akan mudah mencintai Allah jika banyak dikenalkan dgn ihsan (kebaikan2) Allah kpd hamba hamba-Nya, perbanyak menyebut nama Allah di telinga anak, baik dgn deskripsi maupun dlm diskusi / tanya jawab.
Bacakan ayat2 Allah yg terdapat pada ciptaan2 Allah di skitar anak.
Kaitkan semua kejadian sehari2 di skitar anak dgn kebesaran Allah.
(Stay connecting with Allah)

Contoh :
Anak sakit, JANGAN katakan:
'Ayo minum obatnya spy sembuh'
Tapi KATAKAN :
'Berdoalah kpd Allah spy sembuh, tp jg hrs minum obatnya krn Allah suruh kita utk berusaha.Kesembuhan hanya dr Allah'

Saat anak bertanya :
'Ayah, kok burung bs terbang?'

Jangan hanya katakan :
'Iya, burung bs terbang krn pnya sayap'
Tapi KATAKAN :
'Iya, Allah yg berkehendak & menggerakkan burung itu(-> tanamkan tauhid), Allah berikan sayap & beri ptunjuk utk terbang (-> tauhid & ilmiah) shg burung itu bs terbang'

Saat anak meminta sesuatu :
'Ayah, belikan aku sepeda baru'

Jangan hanya katakan :
'Iya, nanti kl ayah ada rezeki, ayah belikan'

Tapi KATAKAN :
'Iya, kita berdoa ya agar Allah berikan rezeki kpd kita shg adek bs dpt sepeda baru'

Antar anak tdr dgn nama Allah, doakan anak sesaat ktika tdr & bangunkan anak dgn penuh syukur dgn nama Allah.

2. Setelah itu langsung tanamkan 'Islam adalah Din yg Allah ridhoi'

7an utama menanamkan tauhid kpd anak adalah agar anak TAAT kpd Allah & Rosulnya.

Iman bukan hanya mengakui keberadaan Allah, namun jg TAAT pada perintah Allah.
Syetan mengakui keberadaan Allah, tp tdk taat pada perintah Allah, maka tdk bs disebut beriman.

Ajarkan Adab dlm islam.

Contoh :
'Allah perintahkan kita utk sholat'
'Sebelum makan kita berdoa'
'Rosul mengajarkan utk bicara santun'
'Rosul ajarkan kita utk sholat di awal waktu'
dsb..

Tingkatkan ketaatan anak smp pada sikap wala' & bara' -> Takut & Hanya bergantung kpd Allah
Landasan : Al-An'am : 78, Al-Mumtahanah : 4, Yunus : 41, Hud : 54 dll

Shg anak menyadari bhwa ia beribadah & melakukan smua aktifitasnya hnya krn Allah.

Jika sdh pada tingkatan , anak akan dgn sukarela belajar Al Qur'an & beribadah sesuai perintah Allah.

Mengajarkan Al Qur'an, mengajarkan adab, mengajarkan ibadah bisa dilakukan bersama2, namun tetap menanamkan tauhid tdk boleh dikesampingkan bahkan ketika anak masih dalam kandungan.

▶Mahabbah & Ittiba' Rasulullah

Obejctive :
Anak kita, blm sempurna imannya sbelum kecintaannya kpd Allah & Rasul-Nya melebihi kecintaannya kpd ortu & orang lain yg ia cintai.

Ittiba' Rasulullah :
Ali Imran : 31

Metode :
- Bimbing bershalawat sebanyak-banyaknya
- Membaca doa setelah adzan & doa2 sehari2 sesuai kebutuhan anak.
- Kisahkan ttg kehidupan pribadi Rasulullah, bacakan shiroh ttg Rasulullah.

"Rabbana hab lana min azwajina wa dzuriyatina qurrata a'yunin waj 'alna lil muttaqina imaman"

"Ya Tuhan kami, anugerahkan kpd kami pasangan kami & keturunan kami sbg penyejuk hati kami & jadikan kami pemimpin bagi orang2 yg bertaqwa'
(QS. Al Furqan : 74)

Semoga bermanfaat

Wallahu a'lam

MAJELIS AYAH Presented by Kokoh Keluarga Indonesia

Minggu, 22 Maret 2015

PasrahTakdir

Cukup bagiku
Mengejar hal yang sesungguhnya aku tak sanggup mengejarnya
Apalagi mempertahankanya
Bagiku takdirlah sebaik penentu setelah semua cara kucoba

Biarkan cerca menjadi sahabat
Biarkan  cibir menjadi teman
Karena ternyata sahabat yang kunanti takkan pernah kembali

Dia benar tlah pergi jauuuh...jauuuh sekali
Entah bagaimana cara menghapus semua kenangan bersamanya

kenangan manis saat persahabatan terjalin indah diantara kita
Seakan tak pernah terpisah lagi

Nyatanya itu semua dusta...

Aku tak percaya lagi ada persahabatan sejati...
Yang ada hanya persahabatan atas waktu...

Sahabatku...
Ijinkan kukekalkan kenangan itu
Biarkan menjadi cerita sedih tentang sahabat...

#perpisahanataspersahabatan

Rabu, 18 Maret 2015

Izinkan aku Menangis

Tak sedikit waktuku habis hanya memikirkan tentang dunia, suatu hari aku sadar bahwa ada yang membuatku terharu malam itu. Entah seperti apa mulanya, rasanya lelah sekali hari-hari yang terlalui dan hanya mengerjakan hal yang sama. Rutinitas seorang karyawan kadang memang jenuh, namun paling tidak dia alasan aku begitu mensyukurinya berada dilingkaran orang-orang yang bekerja namun selaras dengan beribadah.

Laptop yang sudah menemaniku sejak awal semester D3 hingga Allah mengijinkan aku melanjutkan ke jenjang starata, sesuatu yang amat aku inginkan sejak dahulu, inipun aku merasainya setelah penantian selama 3 tahun  lamanya dan tergolong lebih telat dibandingkan teman-teman lainnya.

Setiap hamba akan Dia uji sesuai batas kemampuannya, aku berazam memberikan perubahan pada status keluarga dan saat itu masih ada adikku, kami berdua berjanji untuk memberikan yang terbaik dan akan membuat bangga orang tua kami, namun ditengah perjalanan awal aku harus berjalan sendirian.

Takdir menginginkan hal lain atas cita-cita kami berdua, adikku lebih Dia sayang sehingga lebih awal menghadap sang pencipta dan tinggalah aku harua berjuang sendirian mewujudkan cita-cita kami.

Kadang aku berfikir mengapa harus aku sendirian ya Robb? Namun semua ini takdir Nya dan itu yang terbaik bagi kami. Tidak ada lagi teman sharing dan berbagi cerita yang biasa aku bagi untuknya, tidak juga pada satu sahabatku diapun sejalan waktu menjauh dan amat sulit kujangkau.

Tinggallah aku berdiri sendiri diatas keputusan yang kuambil, mungkin ini yang harus terjadi padaku. Sejak kecil dan belajar menjadi dewasa di Jalanan tanpa bimbingan ayah ataupun orang tua secara penuh. Dewasa yang di tempah oleh keadaan dan waktu, serta titipan do'a kedua orangtua kepada-Nya.

Malam ini aku renungkan betapa orang-orang yang aku cintai dan kasihi kini sebagian masih bersama-sama didunia, jika suatu ketika mereka atau diriku sendiri yang pergi meninggalkan dunia ini. Adakah kebaikan amal yang bisa kami bawa kehadapanNya.

Robbi...tlah Kau ajarkan aku bagaimana memanfaatkan waktu yang singkat ini, dengan kepergian ayah dan kedua adikku pada usia muda. Bukankah hidup itu amat sebentar. Jika aku tidak menyegerakan menata hidupku dan masa depanku betapa meruginya aku.

Sampai usia seperti ini, tidak banyak hal yang bisa aku lakukan. Aku merasa selalu telat dan tertinggal ya.Robbi...aku tak ingin menyesal dengan hidup yang tlah Kau anugerahkan ini, selalu dan selalu bawa dan tuntun aku kejalan yang penuh ketaatan, fastabiqhul khoirot.

Hilangkan kelemahan diri dan kemalasan, bangkitkan jiwa untuk terus meningkatkan ruhiah agar senantiasa menambahkan ghiroh seorang mujahidah. Aku harus menyelesaikan cita-cita yang pernah kami buat ya Robb. Akankah aku kuat dengan berjuang sendirian???

Sebenarnya aku tidaklah sendiri, aku yakin Kau lah yang menjadi partner terbaik kelak. Meskipun Kau tlah mengambil adik dariku diperjuangan ini, karena Kau tahu Kau akan terus bersamaku.

Ijinkan malam ini aku bersimpuh diatas sajadah ini, dengan segala keluh kesah yang nyata, tak siapapun tahu. Aku percayakan hanya padaMu muara solusi dalam setiap kelelahan, kecemasan dan penantian.

Ijinkan aku meluruhkan air mata kelemahan dalam bait-bait mantra jiwa.
Karena Kau tempat penjara jiwa yang indah
Tak berterali besi namun memasung
Tak beruang namun kadang terasa sesak

Bagai berada dalam negeri terasing meskipun sedang berada di negerinya sendiri
Tak berdaya, tak bermakna
Beginilah gambaran Jiwaku...

Jiwa yang berumah namun berpondasi rapuh
Adakah jiwa yang rela kelak menjadi pondasi kokoh  untuk menopangnya
Dalam setiap detik dan waktunya
Disepanjang kisahnya...

#Ijinkanakumenangis