Jumat, 27 Februari 2015

Cahaya Rahasia

Jingga sore itu sangat indah, berlapis lapis warnanya serta malunya mentari mulai membenamkan cahayanya.  Hamparan hijau si pematang sawah, menyegarkan pandangan mata ini.
Lantunan sholawat dan gendrang rebana menggema dari arah Masjid tanpa dinding itu, namun ia berhias hijaunya alam sekitar. Suaranya merdu dan bersemangat saat kudengar.

Sebagian santri kulihat berjubah putih, ada yang memakai sarung atau bercelana panjang, mereka adalah santri ikhwan remaja dan anak-anak di Alfatih Kaffah AFKN di bawah asuhan Ustad. FADHLAN, wajah mereka sangat khas, mereka berasal dari Indonesia timur yang kebanyakan dari daerah Papua/ Irian Jaya.

Kami disambut oleh dua santri akhwat, Indah dan Jane namanya, jika saya tidak salah mengingatnya yaa. Selesai sholat ashar kami bercerita sejenak diruang milik ustad Fadlan.
” Ustad sedang pergi, istri dan anaknya sedang mengunjungi nenek yang sedang sakit Mba”, terang Indah.

Kami cukup lama berbincang-bincang di sana, akhirnya kami memutuskan untuk segera memulai acaranya di masjid. Barisan anak-anak kecil usia 6-12 tahun duduk berbaris dengan kompak dan semangat bersholawat dan melantunkan ayat al qur’an sebagai tanda acara dimulai.

Sambutan dari Direktur Majalah Ummi sungguh membuat hatiku bergetar, saat kudengar beliau menyampaikan dengan semangat yang berapi dan getaran suaranya yang berat serta mata berkaca, kutahu beliau sedang menahan haru saat itu.

“Ketika kami datang ke sini dan kalian katakan memberikan bantuan pada kalian tapi justru kami ini yang dibantu oleh kalian semua, kami ini seolah kecil…”begitulah sedikit penggalan sambutan Ibu Direktur Majalah Ummi.

Harapan kami anak-anak papua yang terdidik disini kelak benar-benar dapat membawa cahaya bagi daerahnya disana, mereka di sekolahkan dan di kuliahkan oleh ustad Fadlan sebagian di Jakarta dan sebagian lagi di Medan, dengan berbagai minat seperti, kebidanan, keprawatan, hukum, IT, bahwa ABRI.

Mereka yang dibekali keahlian dan di landasi dasar islam yang baik, dan ditempatkan pada setiap pelosok-pelosok daerah papua. Anak AFKN optimis kelak mereka akan membawa perubahan itu di Papua, mereka akan mengubah mindset pemikiran papua (“artinya telanjang”) yang disepadankan dengan arti nama daerahnya yang negatif,  menjadi sebagai daerah pembawa cahaya rahasia yang bercita-cita menjadikan papua sebagai serambi Madinah “Allahuakhbar!!!” Aamiiinn.

Mereka rela menahan rindu yang teramat kuat pada keluarga yang ditinggalkannya dikampung halaman, demi mengemban perjuangan tegaknya cahaya islam kelak di negeri asal mereka, sungguh melihat wajah mereka yang tegar, sorotan mata yang berbinar saya optimis kelak mereka menjadi generasi yang mampu membantu negeri ini dalam perubahan yang baik. Saya malu menatap mata mereka yang begitu antusias dan sikap yang ramah dan dekat. Senyuman mereka membuat aku senang berada diantara anak-anak ini.


Warna kulit kami memang berbeda tapi iman didada telah menyatukan hati ini, selamat berjuang dalam dakwah yang panjang, doakan saudara-saudara kita yang sama perjuangannya semoga kelak Allah pertemukan kita hingga ke Jannah-Nya. Aamiiinn…

Perpisahan ini membuat ku mengambil banyak hikmah, dari pwrjalanan menuju lokasi yang cukup jauh dari tengah kota, jalan yang tidak mulus semua itu sirna tatkala melihat mereka semua ada dihadapan. Jalan yang tadinya jauh kini terasa dekat.

Terimakasih atas pertemuan dan kisah kalian yang ku dengar, semoga menjadi inspirasi dan reflekai diri ini. Agar lebih baik lagi dalam menata diri, membangun peradaban yang dimulai dari rumah sendiri, yah kelak akan kubangun peradaban kecilku dirumahku.

Semoga Cahaya Rahasia itu adlah kalian, cahaya bagi papua untuk lebih bermartabat di mata dunia.

Rabu, 18 Februari 2015

Surat Cinta Untuk-Mu

Allah....Engkau.mengujiku dengan kasihMu
Engkau membuatku mengingat atas
kejahilan, kealpaan dan kekhilafanku selama ini

Allah....benarkah ujian ini bentuk cintaMu kepada hambaMu

Allah....jika sakitku sebagai ujian
Jadikan hamba tetap optimis dengan takdirMu
Tetap tegar, tetap berprasangka baik padaMu

Kuatkan saat menahan rasa sakitku...
Jadikan tiap peluh yang menetes sebagai penggugur dosa-dosaku...
Dan jadikan sakitku sebagai bentuk pengampunanMu padaku...

Allah....Kuyakin setiap sakit akan ada obatnya
Maka hanya padaMu kesandarkan harapan itu
Karena tak siapapun yang bisa kujadikan sandaran diriku
SelainMu ya Robbul 'Izzati
Sabarkan, tabahkan, setiap kulalui sakit ini
Hindarkan aku dari rasa putus asa

Ya robb...

Palembang, 27 Desember 2012
Saat sedang merawat alm. Adik tercinta di RS. M.HOESEIN Palembang

Senin, 16 Februari 2015

Cintailah dalam Taat

- Jangan pernah membuat orang lain rindu jika kamu tidak perduli.
- Jangan pernah menyentuh hidup seseorang kalau hal itu akan menghancur kan hati nya.
- Jangan pernah membuat orang bahagia kalau semua yang kamu lakukan adalah kebohongan.
- Hal yang paling kejam yang seseorang lakukan pada orang lain adalah membiarkannya jatuh cinta sementara nggak punya niat untuk mencintai nya. 

Begitulah seorang pria lebih mudah mengatakan sebuah janji lalu melupakan begitu saja, sementara wanita terlalu membawanya dalam perasaan dan menyimpan janji-janjinya. Dan yang mengenaskan bagi wanita adalah hidup dalam harapan yang tak pasti karena kepikunan seorang pria atas kata-katanya, betapa wanita sering menggunakan telinga untuk mendengarkan sementara pria sebagai penebar rayuan maut yang meluluh lantakkan pendirian seorang
wanita.

Perlu diketahui, laki-laki yang pernah menitiskan air matanya untukmu mungkin dia amat tulus mencintaimu, namun jika kau melihat laki-laki menangis karena dosa-dosanya di hadapan_Nya maka dia layak menjadi Imam dalam keluarga mu. 

Lelaki sejati bukan saja menjadikanmu istri tetapi menjadikamu seorang Ibu yang shalihah bagi anak-anaknya kelak. 

Untukmu, wahai calon imamku...
Aku ingin mencintaimu dengan ketaatan.
Aku ingin menyayangimu dengan ketulusan.
Aku ingin merindukanmu dengan kelembutan.
Aku ingin selalu bersamamu hingga berjumpa kembali di jannah_Nya.
Cintailah aku karena-Nya.
Maka aku akan mencintaimu seutuhnya.

Minggu, 15 Februari 2015

Lafaz yang tersimpan

Malam...
Dinginnya menusuk hingga kejantung...
Menggigil jiwaku...
Karena derita penantian yang tak berhujung ...

Mungkinkah aku salah?menaruh harapan padanya
Salahku...mengapa percaya pada kata simpati yang akhirnya mengubah semua cara fikirku.

Aku mulai memikirkanmu...
Aku mulai merajut harapan padamu...
Aku mulai merancang peradaban kecil yang akan kubangun bersamamu...

Akankah harapanku hanya harapan hampa tanpa daya...
Mungkin karena kau tak seperti apa yang aku fikirkan

Mungkinkah kau tlah memilih yang lain untuk ditempatkan dihatimu
Maafkan segala khilaf dan salahku
Jika takdir tak berpihak atasku
Biarkan semua ini hanya ada dalam hati
Dan hanya Dia dan aku yang mengetahuinya...




Kamis, 12 Februari 2015

Angin Rindu

Aku rindu...pada sosok kalian, bercengkrama dalam teriknya matahari siang,
angin sepoy menghantarkan kesejukan udara siang ini.

Kami bertelekan dipan bambu duduk melingkar sambil menikmati santap gorengan pisang dan ubi, dalam canda yang riang setidaknya itu yang kami miliki, dalam kebersamaan keluarga yang utuh ini.

Sejalannya waktu, satu persatu meninggalkanku

Dalam peraduan asa yang kini hanya mampu ku utarakan dalam bait bait rindu.

Ayah, adik adikku telah mendahului kami sampai pada sang maha terkasih.

Tinggal kapan waktunya akupun akan kembali padaMu jua
Rindu pada kalian...
Pada kebersamaan keluarga
Pada suka dan deritanya hari..

Semua kita jalani dengan bahagia
Benarlah jika kesusahan tidak akan pernah dapat mengalahkan indahnya kebersamaan.

Aku berharap kelak kita bersama2 dalam naunganNya yang abadi, berkumpul bercengkrama dalam nada yang lebih indah

Ku pinta padaNya agar jalanku senantiasa dalam mahabbahNya
Dan kita bertemu disyurgaNya
Aku rindu kalian Bapak dan adik adikku...