Selasa, 31 Desember 2013

kenangan with MUHASABAH CINTA

Persis satu tahun lalu, ketika adikku terbaring diruang rumah sakit dengan ujian penyakit kankernya yang telah stadium 4, saat itu berbagai cara ku coba untuk memotifasinya. Termasuk lagu" Muhasabah Cinta" dari Edcoustic group munsyid Bandung, dan senin lalu tepat tanggal 30 Desember 2013 kang Aden seorang vokalis dua dari edcoustic kembali pada keharibaan Illahi, Innalillahi Wainna Illaihi Roji'un, Semoga amal ibadahnya diterima disisiNya dan nasyid-nasyid yang telah banyak menginspirasi kami semoga menjadi amal mu yang terus mengalir. aamiin

Selamat jalan kang Aden...Allah lebih menyayangimu,

Terimakasih pula atas nasyid "Muhasabah Cinta" yang telah menemani hari-hari terakhir Adikku, dan dengan nasyid itu pula telah membuat kesadaran adikku menjadi lebih baik, karena saat kuperdengarkan nasyid itu dia terus menerus memutarnya tanpa kenal bosan, karena syair nasyid itu sangat pas dan tepat dengan apa yang sedang terjadi pada adikku saat itu.

Sakit yang amat berat dia rasa, vonis yang dia belum ketahui (hanya keluarga yang tahu), dan karena nasyidmu itu pula, timbul keikhlasan hati atas apa yang ia rasakan saat itu, tetntang penyakit yang dia amat berat menanggungnya.


Kini nasyid itu menjadi kenangan yang tak kulupakan, tentang adikku, tentang sebuah penyakit, tentang keikhlasan dan serta optimis dalam menghadapinya.
Semoga kita semua menemui hari akhir kita dalam keadaan Khusnul Khotimah Aamiin ya Robba'Alamin.

Selasa, 24 Desember 2013

TerBatas menjadi Teratas



















Terbatas menjadi teratas, mungkinkah?

Berkacalah pada cermin itu, bila perlu sempurnakan seluruh tubuhmu dalam kaca tersebut,tidak ada yang kurang sedikitpun dari penciptaan-Nya, lengkap dan serasi bukan? Allah telah menciptakanmu dengan sempurna kawan, jangan minder dengan sebab perasaanmu terlalu minder, artinya kita tidak bersyukur atas penciptaan Allah yang maha sempurna. Mungkin karena pengaruh pemikiran kita yang terlalu berapologi pada kekurangan  dan pesimisme.

Terbatas menjadi teratas? 

Coba hilangkan huruf B "Blame" yakni sikap seseorang yang suka menyalahi orang lain, menyalahi keadaaan, dan kejadian. Sukses tidak ditentukan dari lengkap dan sempurnanya fasilitas, akan tetapi dengan kesederhanaandan  tidak takabur itulah  momentum yang tepat untuk kamu terus berusaha dan berjuang menuju kesuksesan. 

Coba tengok, air satu gelas setelah kau minum lalu sisakan setengahnya. Apa komentar mu terhadap isi dalam gelas itu???

Masih separuh atau tinggal separuh?

Jawabannya adalah cermin dari cara pandangmu terhadap hidup ini, jika kau  katakan :

"Ah tinggal separuh airnya, sebentar lagi juga bakalan habis nich".

atau
"
 Alhamdulillah masih separuh, semoga yang separuh ini menjadi berkahnya juga."

Dari jawaban diatas, kau tahu apa maksudnya?

Tentu orang yang pertama adalah tipe orang yang pesimis, dia selalu melihat dari sisi negatif dan sisi buruknya saja, berbeda hal dengan jawaban kedua, ini tipe seorang yang optimis lagi positif maka harapan-harapan baru akan muncul sebab pola pikirnya yang optimis dan mencoba menjelma menjadi nyata, bukankah Allah telah mengatakan, " Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku", dan " apa yang kita fikirkan itulah yang akan menjadi kenyataan." hadist Qudsi.

Artinya ketika kita berfikir positif maka kita sedang menggali segala bentuk potensi diri, mengeluarkan seluruh fikiran dan kekuatan  dalam segala strategi  yang kita rancang, segala halang rintang kan kita terjang  demi satu tujuan yaitu menang.  Mungkin kita butuh adversity quotient, kecerdasan dalam mengelola sebuah keadaaan dan mengubah masalah menjadi sebuah peluang dan kemenangan, mengubah masalah menjadi penggugah. Setuju?

Nah, ini yang perlu kita pelajari, belajar bukan berarti mengisi fikiran kita dengan banyak ilmu, namun belajar yang dahsyat adalah bagaimana engkau mampu mengajarkannya juga kepada yang lainnya dengan apa yang telah kau dapatkan, jadilah rantai kebaikan ibaratnya MLM amal Sholeh, ga ada ruginya bukan? dan jika kita ingin di hargai maupun di hormati ataupun diperlakukan dengan baik, awali dengan memberikan yang terbaik.

"Sebagaimana kamu memperlakukan begitu pula kamu akan diperlakukan".
"Kamaa tadiinu tudaanu", karena " al-jaza' min jinsil 'aamal...balasan serupa dengan perbuatan".

Siapa yang menebar ia akan menuai, kembali pada rasa terbatas menjadi teratas, maka kita mampu mewujudkanya dengan berfikir positif, memperlakukan orang lain dengan fikiran yang positif pula, dan mencari solusi dari setiap permasalahan, jadikanlah permasalahan hanya sarana pendewasaan, menambah kearifan dan menjadikan pribadi kita pribadi yang matang, tak mudah tersulut percikan api yang siap menjatuhkan diri kedalam lembah kehinaan, atau menghinakan yang lainnya. 

Inilah syarat mengubah terbatas menjadi teratas, buang huruf "B" Blame dalam kata terbatas menjadi teratas', setuju ya ?

Untuk menjadi yang teratas, hindarkan dari niat yag salah, seorang mujahid/ah hanya memiliki tujuan satu yaitu Ridho Robbnya, hindarkan modus sekedar funky, happy dan yang penting enjoy, perjuangan dalam dakwah lebih banyak mengenal aral rintang serta onak dan duri, menangis dijalan ini akan lebih baik, karena manisnya iman terasa saat kau pernah merasakan bertapa pedihya jalan yang pernah di lalui, hanya untuk kebanggaan, sekedar ingin tahu tanpa ingin mencari tahu (kurang inisiatif), hanya ikut-ikutan atau ada modus persaingan.


Stop sudah cara menilai negatif orang lain, bangunlah diri dengan nilai-nilai positif yang akan menjadikan dirimu berbeda dan memiliki cara  jitu menjadi yang teratas. 

"Ketika tergabung hati yang cerdas, dengan pedang yang tajam dan kesadaran yang tinggi, maka kezoliman-ke zoliman akan menjauhimu."

Jadilah diri dengan kaki berpijak kebumu, namun cita-citamumenggantung dilangit yang tinggi.

By : Titis as Sausan
Sumber : buku New Quantum Tarbiyah






























Senin, 23 Desember 2013

Kematian yang dekat


Keluarga ini masih dalam keadaan berkabung, embun pekat yang masih terselubung dalam celah dinding-dinding rumah kami masih amat jelas terlihat, kesedihan itu belum bisa sirna sebab orang yang kami sayangi harus kembali kepada sang Pemilik jiwa, Allah Swt. Tidak mudah memang melupakan bahkan menghapus kenangan-kenangan bersamanya, sungguh Aku lah orang pertama  yang mungkin tampak terlihat tegar diantara keluarga yang lain, namun tidakkah mereka menelisik kedalam relung hatiku bahwa akulah orang yang teramat lemah dan cengeng.

Menyembunyikan kesedihan diantara Ibu dan kakak-kakakku bukan hal yang sulit bagiku, karena aku terlihat semangat dalam hal apapun, wajar ketika pundak mereka, serta kelemahan mereka bersandar padaku, mencari harapan itu bersamaku.  Ingat betul atas kepergian adik dua minggu yang lalu,alhasil aku menjadi anak terakhir menggantikan posisi adik bungsuku yang telah kembali pada-Nya. Kini perhatian kakak semua tertuju padaku, yang merupakan adik satu-satunya yang masih menempuh pendidikan dan belum menikah pada saat ini. 

Siang ini aku mendapat undangan dari organisasi pencak silatku, bahwa akan ada pembukaan pertandingan tingkat daerah di daerah SP, teman-teman se organisasiku tahu bahwa kondisi keluargaku masih dalam berkabung, namun ini bentuk mereka untuk menghiburku saat itu, mereka tahu betul ketika di arena pertandingan ataupun hanya menjadi supporter, itu akan memberikan semangatku untuk meminimalisir kesedihan yang sedang Aku rasakan. 

Dengan diantar dua orang teman SD yang menjadi Bidan di Desaku, kami mengendarai 2 motor miliknya, aku menggonceng temanku sementara adiknya temanku dia hanya sendirian saja, awalnya Ibu berat mengijinkan aku pergi jauh-jauh dari lingkungan rumah, kata orang dulu pamali bagi orang yang habis mengalami musibah jadi tidak baik keluar rumah jauh-jauh. Tempatnya tidak jauh, di Desa sebelah hanya perlu menempuh 1 jam setengah untuk sampai disana.

Perjalanan kuawali dengan bismillah, zikir senantiasa kulafazkan semenjak naik dan turun perjalanan terjal terus kami lalui, maklum keadaan jalannya memang semi aspal dan masih banyak batu-batu lepas, serta jalanan yang menaik dan menurun kadang membuat gemetar tangan saat menarik gas dan rem motor. Kerusakan jalan cukup banyak terjadi lantaran daerahku merupakan daerah pertambangan, mulai dari tambang minyak bumi, batubara dan perkebunan karet dan sawit alhasil jalan tak semulus jalan aspal perkotaan. Belum lagi mobil-mobil bak dan kontainer sering kali melewati jalan raya ini, cukup mengerikan memang dan harus hati-hati dalam mengendarai motor.

Aku melihat ulah adik temanku, relti sebut saja namanya begitu, perawakannya besar tinggi, berjilbab, tomboy seorang mahasiswi Univ. Negeri Sriwijaya jurusan pertanian sedang asyik atraksi melepas tangan saat melewati jalanan yang luas dan menurun, ulahnya sontak membuat kami menggeleng-gelengkan kepala, luar biasa tomboynya, berbeda dengan temanku yang bidan ini, dia cukup kalem, pendiam dan feminim sekali, dia dengan tenang berada di goncengan ku.

Zikir ini terus kulafazkan, apalagi saat melihat mobil-mobil kontainer melewati kami dengan bunyi yang bising, wuussshh..wussssshh...breemmm...
jalan menanjakpun kami lalui aku ambil ancang-ancang tarik gas motor dengan cepat agak motor kuat untuk naik, namun setengah ditanjakan mobil kontainer mendekat dari arah kanan sementara sebelah kiri badan jalan kontainer besar asyik parkir sembarangan, aku kalut dan bingung harus ambil jalan yang mana sementara rem yang ku kendalikan nampaknya sulit untuk berhenti sebelum tempat parkir mobil itu berhenti.

Astaghfirulloh hal azhiiimm...Ya Allah. Aku menenangkan diriku sambil menekan rem dan mencari cara agar tidak menabrak. Secepat kilat kuarahkan stang ke bagian kiri jalan, walau aku tahu aku pasti akan menabrak kontainer yang sedang parkir tersebut, namun aku berfikir "Insyaalloh aku akan selamat namun harus masuk kekolong mobil raksasa itu",

BIsmillah" Astaghfirulloh hal 'azhiim ya Allah, aku akan menambrak mobil itudan bersiap masuk ke dalam kolongnya untuk menghindari tabrakan mobil yang sebelah kanan yang sedang melaju kencang itu.

Sruuuut,,,jgeerr,, trakk...ngeiiittt....braakk.

Kami berdua jatuh dan benar kami berdua masuk kekolong mobil raksasa itu, 
Aku tahan kepalaku agar tak terbentur aspal karena motor jatuh ke arah kiri, badanku tertimpah badan motor begitu juga dengan temanku. Karena memang sangat cepat kejadiannya maka akupun tidak bisa lama menahan kepalakuakhirnya kujatuhkan juga dia ke aspal meski benturannya tidak kencang membuat sakit sedikit dan itu menyadarkanku.

Alhamdulillah ya robb,,,aku masih sadar dan hidup atas kejadian dahsyat ini, begitu juga dengan temanku. Syukur yang tiada henti terus kulafazkan.

Terdengar teriakan relti memecah keheningan fikiranku, syok berat.

"Mbaaa Tiiiii, tolongin mba titi, Mba kamu ga apa-apa disana?" dengan nada panik dan teriak

Aku sadar mereka pasti panik, dan trisna adalah orang yang ku gonceng saat  itupun bibirnya ikut membentur buntut mobil raksasa itu dan ikut jatuh kedalam kolong mobil. 

"Ia mba tidak apa-apa, tapi biarkan mba berada disini untuk sesaat ya" teriakku

Orang-orang sudah mengumpul mengerumuni mobil raksasa itu, menantikan kami berdua keluar dari kolong mobil dengan cemas. Akhirnya kami berdua merasa sudah bisa keluar dari dalam kolong dan merangkak ke arah luar, kulihat banyak sekali orang yang memasang wajah-wajah penasaran dan cemas melihat kami. 

Kecelakaan itu nyaris membawaku pada maut siang itu, kalo saja bukan karena pertolongan_Nya entah kami seperti apa jadinya. Relti amat cemas, bukan kakaknya dahulu yang dia pastikan selamat akan tetapi diriku, aku orang lain. 

"Mba aku melihat jelas saat kalian menabrak buntut mobil  itu, aku teringat fil m final destination yang membawa pengendara pada maut saat kecelakaan, Aku sangat takut saat itu, motormu melaju dengan cepat menabraknya dan jatuh, lalu merosot ke dalam kolong, andai saja gas itu masih mba kendalikan mba akan terus menabrak, kulihat Trisna hanya bibirnya saja yang membentur buntut mobil tapi dirimu mba,,,Aku ndak tahu nasibmu saat itu, aku syok dan panik, takut sesuatu terjadi padamu mba, makanya aku meneriakkan namamu dahulu."

" Subhanaalloh, kuasa Allah yang memberikan keselamatan kita hari ini, tidak ada cidera yang berarti, kuperiksa lengan kiri, kepala, dan kakiku tidak ada luka hanya rasa tegang dileher saja, alhamdulillah trisna pun hanya bibirnya yang terlihat pecah dan jontor serta kaki kirinya yang memar karena tertimpa badan motor, sementara motor kami hanya kaca sepion kanan yang patah setelah itu tidak ada yang rusak. Maha muhaimin ya Allah,,,Kau benar-benar telah melindungi dan menjaga kami."

Kecelakaan siang itu mengingatkanku pada adikku, akankah aku menyusul adikku siang ini, kembali kepada sang Pemilik-Nya. Alangkah tambah bersedihnya Ibu dan keluarga yang lainnya andai ini benar -benar terjadi, Allah maha tahu batas kemampuan serta tingkat kesabarannya dalam ujian yang Dia berikan, Kami bertiga sepakat untuk tidak menceritakan kejadian ini ke pada keluarga kami masing-masing, karena aku tidak ingin Ibu dan kakak bersedih.


Akhirnya kami sampai pada tempat pertandingan, setelah kuceritakan tentang kejadian yang baru saja kami alami sebagian mereka benar-benar terkejut dan langsung mereka ambilkan obat-obatan untuk kami oleskan pada badan yang memar-memar. Aku langsung bergabung ke pada teman-teman senior dan sambutan mereka amat hangat setelah 7 tahun kami tidak bertemu dan ini adalah kali pertama kami dapat bertemu lagi setelah 7  tahun yang lalu. Ukhuwah ini masih sehangat dahulu, ranting kami memang ranting yang paling di segani dan solid dalam persaudaraannya, dan selalu menjadi juara umum dalam pertandingan-pertandingan, karena kami menjunjung tinggi kedispilinan berlatih dan banyak atlit-atlit yang lahir dari ranting kami.


Sore itu kami pulang betiga, meskipun kondisi hari itu hujan kami terus melaju menerobos badan jalan yang licin dan terjal, karena kondisiku masih syok maka aku pulang dengan di bonceng relti, pada jalan yang berbatu lepas kami berdua sempat jatuh dan tertimpah motor padahal jatuhnya hanya pelan tetapi kakiku menjadi pegal juga, dan karena kami juga sudah amat lelah dengan perjalanan dan guyuran hujan yang tiada henti hari itu.

Takdir Allah memang tidak salah sasaran, ketika  Allah katakan Kun fayaku, maka terjadilah, dan itu akan terjadi. Semoga Allah memberikan ku Khusnul khotimah pada pengakhiran hayatku nanti aamiinn.



























Minggu, 22 Desember 2013

Mengatasi Kejenuhan Kader Dalam Berdakwah



Bagaimana caranya mengatasi kader yang terlanda kejenuhan dalam berdakwah, dimana kader menjadi enggan aktif dalam aktifitas dakwah atau bahkan tidak mengikuti pembinaan ?

 

Bertanya tentang mengenai mengapa seorang kader bisa menjadi jenuh bisa dihadapi hampir di seluruh kampus. Kejenuhan yang melanda ternyata tidak pada hanya satu atau dua kader saja, tapi kejenuhan ini ibarat penyakit yang mewabah. Penularan penyakit kejenuhan dalam dakwah sangat cepat dikarenakan pola amal jama’i kita yang terapkan pula di dakwah kampus. Sehingga, kader relatif bergantung satu sama lain dalam hal aktifitas dakwah.

Ketika seorang kader sudah mempunyai sebuah alasan mengapa kejenuhan itu dapat terjadi, maka ini akan menjadi alasan serupa untuk kader dakwah yang lain. Karena kita membicarakan tentang penyakit dakwah, maka kita perlu menyelesaikan problematika ini secara medis pula. Kita mungkin sering mendengar semboyan mencegah lebih baik daripada mengobati. Metode ini pula yang akan kita terapkan untuk menyelesaikan problematika ini.

Saya akan memulai pembahasan dari sebuah pertanyaan sederhana. Mengapa seorang bisa jenuh dalam berdakwah ?. berbagai macam alasan sering saya temui terhadap kader yang memutuskan untuk berhenti berdakwah, dimulai dari akademis yang turun, urusan keluarga, tidak di izinkan orang tua, kecewa pada jamaah dakwah di kampus, merasa diperkerjakan, tidak merasakan indahnya ukhwah, terlalu sibuk, dan sebagainya. Memang, jika melhat alasan tersebut, kita akan berkata, “saya juga kuliah, saya juga kerja, saya juga punya orang tua yang harus saya urus, tapi saya masih melakukan aktifitas dakwah”.

Tapi Anda perlu juga memahami bahwa memang alasan itu apa adanya, seseorang jenuh dengan alasan yang telah dipaparkan,adalah bentuk dari perasaan dia saat itu. Lalu mana kepahaman kader dakwah pada janji Allah yang akan membalasa semua amal kita. Pada masa dakwah era terbuka, kuantitas menjadi sebuah orientasi tersendiri dalam dakwah, peningkatan jumlah atau kuantitas kader adalah poin penting dalam parameter. Karena memang dakwah kita kini menjadi membutuhkan banyak kader untuk memenuhi semua pos dakwah yang kian bertambah. Pada era ini, banyak yang menilai bahwa kepahaman kader berkurang, ya, kita memang harus menerima konsekuensi bahwa dengan bertambahnya jumlah kader yang tidak diiringi daya rangkul ( isti’ab : fathi yakan ) akan berdampak pada penurunan kepahaman ini.

Oleh karena itu, sebagai seorang kader inti, kita tidak bisa mengeneralisir semua kader dalam kepahaman yang sama. Perlu kiranya kita juga membuat levelisasi kader berdasarkan tingkat kepahaman, sebutlah :

  • Kader inti

  • Kader pendukung

  • Kader simpatisan

Setiap tingkatan ini akan mempunyai pola pendekatan yang lain dan tentunya setiap klasifikasi kader ini juga mempunyai pandangan terhadap dakwah berbeda-beda. Kembali ke mengapa seseorang bisa jenuh dalam berdakwah. Biasanya seorang meninggalkan sesuatu dikarenakan ia merasa tidak mendapat apa-apa dari sesuatu yang ia kerjakan. Pada kondisi ini bisa kita diagnosa bahwa mungkin memang dakwah tidak memberikan apa-apa kepada kader dakwahnya. Kejenuhan ini bisa jadi juga karena terjadi kekecewaan pada diri mereka. Mereka merasa dikhianati oleh dakwah, dimana ia semula berpikir dengan bergabung ke lembaga dakwah, ia akan mendapat banyak ilmu agama, tetapi yang didapatinya hanya tanggung jawab dan beban yang membuat nilainya turun.

Paradigma yang salah tentang apa itu kader biasanya menjadi alasan utama subjek kaderisasi gagal menata para kader dengan baik. Kader bukanlah pekerja, tetapi kader adalah seorang yang akan dibina. Saya berani bertaruh, hampir seluruh LDK ketika melakukan penerimaan mahasiswa baru atau penerimaan anggota baru akan berpikir, ”berapa banyak kader yang bisa beramanah di sini”, bukan “ berapa banyak kader yang bisa aku bina dengan baik disini”.

Sehingga basis tarbiyah yang dilakukan oleh para pengkader adalah job-oriented learning, atau pembinaan berbasis amanah yang sebetulnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kader. Kader pada mulanya bergabung dalam jamaah dakwah mengharapkan adanya pembinaan pasif yang membuatnya bisa belajar terlebih dahulu, dan tanggung jawab yang diberikan sebatas untuk magang saja.

Kejenuhan pun juga bisa disebabkan oleh kekecewaan, baik itu kekecewaan yang disebabkan oleh problematika pribadi seperti masalah keluarga, IP bermasalah, keadaan ekonomi, atau masalah konflik pecintaan, dan kekecewaan terhadap problematika eksternal seperti lingkungan dakwah yang tidak sesuai, pemimpin yang tidak bisa mengayomi, konflik pendapat, atau merasa tidak dihargai.

Pada kondisi ini terjadi keadaan dimana komunikasi dan menghargai tidak terjadi. Perlu pembenahan yang menyeluruh untuk mengatasi penyakit ini. Jika tidak segera diatasi maka akan cepat menular ke kader lain, dan jika sudah akut maka akan sulit lagi untuk menyelesaikannya. Karena, penyakit ini bisa menjadi sebuah culture tersendiri di sebuah lembaga.

  1. Membangun Komunikasi yang Sehat dalam Lembaga Dakwah

Dalam sebuah kelompok yang terdiri dari berbagai individu dengan perbedaan program studi, pola pikir, prioritas, dan tujuan hidup ada sebuah lingkage yang harus terus ada, yakni komunikasi. Komunikasi dalam bahasan ini tidak sebatas penyampaian pesan saja, tapi komunikasi yang sifatnya lebih mendalam atau empatik. Bentuk dari komunikasi dalam berkelompok dapat diterjemahkan dalam beberapa poin, yaitu ; menghargai, keterbukaan, dan memahami. Ketiga poin ini sekiranya perlu dipahami bersama dan dilaksanakan.

Seseorang akan merasa nyaman bila ia merasa dihargai di dalam lingkungannya. Ungkapan tolong, terima kasih, atau semangat !!, bukanlah sebuah ungkapan yang sekedar basa basi saja. akan tetapi bentuk ungkapan ini adalah sebagai rasa untuk menghargai pekerjaan seseorang. Anda mungkin pernah teringat ketika Anda diminta membantu seorang Ibu yang akan menyebrang zebra cross, teringatkah Anda ucapan terima kasih yang diberikan oleh ibu itu, “makasih nak, semoga sukses”. Ini adalah bentuk ekspresi yang sangat berasal dari hati, sebuah ekspresi yang ingin Ibu itu ungkapkan untuk seorang pemuda yang telah sangat membantunya menyebrangi zebra cross. Coba sekali lagi Anda ingat bagaimana perasaan Anda saat Ibu itu menyampaikan rasa terima kasihnya, tentu Anda akan merasa bak pahlawan atau seorang yang baik dan telah berbuat sebuah kebaikan, dan Anda termotivasi lagi untuk melakukan hal serupa, atau lebih baik kedepannya. Begitu pula yang akan dirasakan oleh kader kita ketika kita sebagai pemimpin atau mungkin rekan kerja memberikan penghaargaan kepadanya.

Keterbukaan adalah impact dari kepercayaan. Keterbukaan pula yang memicu adanya rasa nyaman dalam berkelompok , dan keterbukaan pula yang membuat seseorang bisa cepat menyampaikan perasaan atau isi hati atas ketidaknyamanan yang terjadi. Dalam membangun keluarga, orangtua saya sering menyampaikan hal ini, beliau mengatakan bahwa dalam berkeluarga, keterbukaan menjadi sangat penting, kalau ada masalah jangan disembunyikan, apalagi dibicarakan dibelakang, segeralah disampaikan agar bisa diselesaikan secepatnya, daripada menjadi berkepanjangan masalahnya. Dan biasanya dalam keterbukaan itu juga akan terbentuk kepercayaan antar anggota keluarga dan akan berdampak pada keharmonisan keberjalanan keluarga. Dalam keluarga dakwah ( baca : kelompok/jamaah dakwah ), perlu dibangun kondisi ini untuk membuat kader bisa merasa dalam “keluarga” ketika beraktifitas.

Memahami kebutuhan dan keinginan kader untuk merangkai sebuah simbiosis mutualisme antara kader dan dakwah. Terkadang sering ada paradigma sinekdoke pars prototo, bahwa ketika seorang pemimpin tidak memahami seorang kader maka itu artinya jamaah dakwah juga tidak memahami dirinya. Memahami adalah sebuah proses untuk mengetahui apa yang menjadi landasan dan pola dalam berpikir. Pada dakwah kampus yang memiliki banyak tantangan, maka kebutuhan untuk memahami datu sama lain akan menunjang aktifitasnya. Seorang peserta rapat diharapkan dapat memahami bagaimana pola pikir pemimpin rapat, bukan untuk selalu memahaminya, akan tetapi agar tepat dalam menyampaikan pendapat. Seorang pemimpin rapat juga diharapkan dapat memahami keinginan atau aspirasi dari peserta rapat agar tidak semena-mena dalam mengambil keputusan. Ketika proses komunikasi ini dapat berjalan dengan baik, maka kader akan merasa nyaman dalam menjalankan aktifitas dakwah, nyaman terhadap sesama kader dan nyaman dengan lingkungan dakwah, sehingga dapat mencegah kejenuhan kader.

  1. Memberi Tanggung Jawab Sesuai dengan Proporsi Kader

Setiap kader memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, atau bisa dikatakan bahwa kader mempunyai kapasitas yang berbeda dengan segala kekhasannya. Setiap kapasitas ini memiliki keterbatasan yang sangat bervariatif. Setiap orang mempunyai kelemahan di bagian tertentu dan tentu memiliki value yang ia jadikan sebagai landasan dalam menentukan sesuatu. Bisa jadi seorang kader yang mempunyai tanggung jawab akademik yang besar sehingga ketika IP nya turun 0,1 saja ia akan langsung desperate dan menjadi alasan untuk jenuh dalam dakwah. Ada juga seorang yang sangat tidak peduli pada IP, sehingga walau IP nya hanya 2,00 saja ia sudah cukup tenang dan tidak begitu khawatir.

Setiap kader juga memiliki spesifikasi keahlian tertentu. Ada seorang kader yang senang rapat, ada seorang kader yang hanya senang kerja teknis, ada seorang kader yang senang tampil di depan umum, ada kader yang ahli mengkonsep agenda dakwah,atau ada seorang kader yang senang mencari uang. Spesifikasi ini sering diabaikan begitu saja oleh pengelola dakwah, masih banyak pandangan bahwa seorang kader harus multi-talent, saya memang sepakat bahwa seorang kader harus punya banyak keahlian, akan tetapi jangan sampai mematikan keahlian utama, biarkan keahlian lain hanya sebagai pendukung saja.

Sebagai seorang pengelola dakwah atau dalam hal ini pemimpin perlu mengetahui kondisi kader dengan baik, atau departemen kaderisasi melakukan pendataan dengan baik. Adanya pemahaman akan kondisi kader ini membuat Anda sebagai seorang pengdistribusi amanah dapat memposisikan kader dengan baik. Acapkali saya temui, seorang kader tidak merasa cocok dengan apa yang diamanahkan kepadanya. Hal ini membuat kader berpikir yang penting tugas saya selesai. Pandangan ini membuat matinya kreatifitas dan inovasi kader dalam menjalankan amanah, dan yang paling di khawatirkan adalah, membuat kader jenuh dalam menjalankan tugasnya, sehingga bisa membuat ia berpikir untuk berhenti berdakwah setelah sebuah agenda yang dilakukan.

Dengan pemberian tanggung jawab sesuai dengan kemampuan dan porsi yang tepat, efesiensi dan produktifitas kerja akan terbentuk. Anda juga perlu memperhatikan kemampuan manajemen waktu dari kader dan korelasi tanggung jawab terhadap nilai kuliah. Pada kondisi ini akan diuji tentunya kemampuan kepemimpinan seorang pemimpin, jangan sampai Anda menyalahkan kader atas kegagalan eksekusi dakwah, akan tetapi cobalah mengevaluasi atas kebijakan yang Anda lakukan dalam mendistribusi porsi tanggung jawab.

  1. Adanya Keseimbangan Antara Pembinaan dan Tanggung Jawab

Ketika saya melihat formulir pendaftaran kader angkatan 2007 ketika applied untuk bergabung dalam GAMAIS, saya melihat hampir 80 % dari kader yang menuliskan harapan ketika bergabung dengan GAMAIS adalah mendapat pembinaan keIslaman, menambah wawasan Islam, mendapat lingkungan Islami, dan sejenisnya. Dimana bisa diambil benang merah, tujuan utama seorang kader bergabung adalah mendapatkan pembinaan.

Pembinaan yang bisa membuat ia lebih baik, lebih memahami Islam, dan lebih menjadi muslim yang Rabbani . Dan sebagai sebuah lembaga dakwah yang amanah maka kita perlu untuk mewujudkan kebutuhan kader ini dengan memberikan porsi pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan. Memang sebagai lembaga dakwah yang dinamis, diperlukan juga kader yang bergerak untuk memutar roda dakwah, sehingga kita memandang bahwa kader adalah aset yang sangat berharga.

Akan tetapi, sebagai seorang pengelola dakwah, Anda juga perlu memperhatikan keseimbangan tanggung jawab yang diberikan kepada kader dengan jumlah pembinaan yang dilakukan. Bagaimana kita mengukur keseimbangan itu ? ada beberapa pendekatan, pertama pendekatan output, dimana seorang kader merasa seimbang ketika setelah sebuah agenda dakwah, ia justru bersemangat untuk beramal lebih banyak. Kedua pendekatan waktu, sebutlah seorang kader harus menjalankan tanggung jawab dakwah ( rapat dan teknis ) selama X jam per pekan, maka minimal pembinaan yang ia dapati adalah ½ X jam per pekan. Pembinaan yang dilakukan tidak hanya dalam bentuk pembinaan yang bersifat pasif saja, akan tetapi juga termasuk auto tarbiyah yang dilakukan secara pribadi.

Keseimbangan ini membuat kader akan merasa ter-charge secara cukup, dan mendapatkan apa yang menjadi tujuan mula bergabung dalam lembaga dakwah ini. Sehingga, kader akan berkontribusi setelah mendapatkan asupan ilmu yang cukup. Sebetulnya, pembinaan yang dilakukan adalah bentuk dari pemberian katalis atau NOS bagi kader, dan ketika ia usai menjalankan sebuah pembinaan, ia akan siap untuk beramal dalam medan dakwah.

  1. Pemahaman Urgensi Dakwah dan Pembinaan Secara Rutin

Banyak yang mengatakan bahwa kader saat ini mengalami apa yang disebut dis-orientasi dakwah. Seorang kader saat ini banyak yang mempunyai misi pribadi dalam menjalankan amanah dakwah ketimbang misi jamaah dakwah yang ada. Kader mulai mempunyai harapan ketika bergabung dalam sebuah lembaga dakwah, maka ia akan mendapatkan posisi tertentu, atau keuntungan lain, apakah mendapatkan pasangan hidup yang sesuai atau lainnya.

Dis-orientasi dakwah saya kira mulai merebak di kalangan kader pendukung. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman yang ia miliki atas sebuah pertanyaan, kenapa saya harus berdakwah ?. pemahaman akan jawaban pertanyaan ini perlu ditekankan sejak dini, agar kader tetap pada koridor dakwah yang tepat dan terarah, kader tetap pada Allah-oriented dalam menjalankan amal ini. Pemahaman ini bisa mereduksi kekecewaan yang mungkin terjadi, atas segala permasalahan yang terjadi dalam keberlangsungan dakwah, kader akan mengembalikannya ke Allah dan kepada hikmah yang bisa diambil atas sebuah kejadian.

Memang penurunan kualitas terasa ketika kita gagal memantau lingkungan kader. Sepaham saya, buku novel Islami dan lagu Islami dibuat untuk merangkul massa umum dan massa mengambang, akan tetapi saat ini, kader pun menikmati, atau bahkan lebih menikmati novel Islami atau cerita Islami yang ringan ketimbang membaca buku dari ulama terdahulu atau masa kini, kader bahkan lebih hafal lagu Islami ketimbang Ayat Al Qur’an.

Sebagai seorang pemimpin, Anda perlu memantau hal ini, perlu kiranya transformasi bertahap akan kebiasaan dan kebutuhan kader ini, dengan itu, kader akan merasa bahwa apapun yang terjadi dalam lika liku dakwah hanya karena atas Izin Allah. 


Sumber: http://ridwansyahyusufachmad.com/analisis-instant-problematika-dakwah-kampus/ 

Wahai pemuda bangsa Indonesia


Sebut saja kita ini ada agen of change alias pemuda-pemudi yang memiliki peran melakukan perubahan suatu tatanan baik dalam lingkup kecil maupun dalam lingkup yang luas, yahaaa...ambil contoh aja deh, lingkungan  kampus, kampus tempat kita menimba ilmu. Namun mahasiswanya mengalami kelesuan yang akut. Mereka kuliah hanya ingin disebut kuliah, dan menyelesaikan kuliahnya dengan gelar saja. tidak terlihat dari mereka yang memiliki antusian dalam menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Buktinya begitu jam kuliah selesai mereka asyik dengan berkumpul bersama teman-teman, duduk kongkow diteras kampus menikmati isapan rokok dan musik dari petikan gitar-gitar sember mereka dan bernyanyi-nyanyi ala anak band alay.  

Hei,...tidak semua kali yang seperti itu?
Memang betul tidak semua, akan tetapi sebagian besar wabah itu telah menjangkiti para pemuda-pemudi bangsa ini. Bagaimana bangsa yang besar ini menjadi besar pula namanya, jikalau pemudanya saja tidak memiliki mental dan jiwa yang besar untuk menjadi para pejuang perubahannya. Terkadang enek juga melihat tingkah mereka, ngakunya mahasiswa tapi kalo diajak diskusi ga nyambung, ngakunya mahasiswa diajak ngomong yang berbobot dikit "loe ngomong apaan sich, bahasa loe berat banget". haiyaa...ini yang ngajak memang kelas berat atau di diajak ngomong IQ nya jongkok. Astaghfirulloh hal 'adziim.

Gue yang merupakan salah satu mahasiswi disini, ga heran melihat tingkah mereka yang kayak gitu, kadang kalo mengenai berita-berita yang negatif mereka akan cepat tanggap tapiiii kalo mengenai berita tentang keberhasilan, membangun perubahan boro-boro mereka komentarin, ngelirik saja ga mau, melengos aj sich iya. 

Aneh dan super duper aneh dengan pola pikir pemuda bangsa sekarang. Kebanyakan mereka telah menjadi korban gozwal fikri (bahasa kerennya), kan udah sangat banyak nich racun-racun halus yang disisipkan di diri pemuda Indonesia yang disisipi mulai dari fashion, food, fun, dan film. Ga  sedikit dari kita tidak menyadari apa yang mereka konsumsi itu merupakan propaganda musuh-musuh bangsa ini, maupun musuh umat ini untuk menghancurkannya.

Wahai pemuda bangsa ini, segera sadarkan diri! bahwa nasib bangsa ini ada ditangan-tangan kita para penerus perubahan. Jangan kita hanya berpangku tangan saja, mulailah lakukan perubahan sekecil apapun dalam diri kalian , dalam organisasi kalian, itu adalah bentuk perjuangan kita untuk bangsa ini, untuk merubah bangsa ini menjadi lebih baik. Maka melangkahlah dari tempat dasar kalian, keluarga, lingkungan, sekolah kalian. Maka manis dan pahitnya perjuangan akan kau rasakan, sebagaimana para pejuang bangsa ini pada tempo dahulu, mengucurkan keringat dan darahnya tanpa pamrih dan menghitung-hitung nilainya.

Maka pantaskah kita sebagai pemuda penerus bangsa ini melewatinya dengan kesantaian dan kesia-siaan. Ayoo kawan bangkit dari rasa malas yang membelenggu, aktifkan otak dan fikiran dengan banyak melakukan aktivitas manfaat, karena waktu akan terus berjalan dan ga akan kembali lagi, masih ada waktu untuk segera bergabung bersama orang-orang yang luar biasa di sini, termasuk bergabung dalam organisasi dakwah kampus. Disini kau akan bersama orang-orang yang memperjuangkan nilai-nilai kebaikan mestki tanpa pamrih sedikitpun, jadilah pelopor multi marketing bagi amal sholeh.

Wahai pemuda...
Obor itu selalu menyala, dan Obor itu akan semakin menyala bila pemuda semakin bangkit dan berdiri tegak. Obor itu adalah kamu kawan! Pemuda Indonesia.(Ridwansyah Yusuf Achmad)


Salam Ukhuwah untuk para mujahid wa mujahidah Badaris BSI

By: Titis As Sausan



 


Kamis, 19 Desember 2013

Tantangan Dakwah Kampus



Sebagian pemuda-pemuda di kampus cenderung menyukai perdebatan dan berlarut larut dalam diskusi, hanya karena ingin dikagumi dan ingin mengalahkan pihak lain, atau karena suatu hal yang lain. 

Menghadapi orang seperti ini, seorang dai harus dapat menyimpulkan pembicaraan, bila telah tampak jelas mana “benang putih” dan mana pula “benang hitam” nya , sebab, perdebatan yang tidak menghasilkan kesepakatan dan tanpa kata akhir justru dapat menumbuhkan kebencian dalam jiwa, mengotori dan menutupinya. Selain itu ia hanya akan menguras potensi tanpa faedah, bahkan tidak menyumbangkan kebaikan apa pun bagi dakwah.

Perlu dipahami, sasaran dakwah bukan hanya pada akal, sebab ditengah umat ini terdapat jutaan orang beriman yang awam namun mudah tersentuh hatinya. Karena itu, melayani orang yang suka berdebat tanpa batas adalah kesia-siaan belaka dan membuang buang waktu, padahal waktu adalah kehidupan itu sendiri.

Imam Hasan Al Banna dalam risalah pergerakan Ikhwanul muslimin mengatakan bahwa karakter spesifik dari dakwah adalah Rabbaniyah ‘alamiyah (Ketuhanan Universal). Karakteristik inilah merupakan jawaban atas tantangan sistem nilai bagi dakwah kampus. Penetrasi nilai keislaman kepada seluruh kalangan warga kampus di Cabang masing-masing dengan mengambil peran pada setiap aspek yang ada seperti aspek politik kampus dan bidang keilmuan. Dengan bersikap paripurna, nilai keislaman dapat diperkenalkan secara paripurna juga. 

Tentunya dakwah yang memperkenalkan Allah SWT dan mengajak manusia untuk membangun hubungan spiritual serta Islam yang syamil, kamil wa mutakamil (menyeluruh, sempurna dan menyempurnakan). Karakter Rabbaniyah ‘alaiyah seharusnya disadari oleh para Aktivis Dakwah Kampus (ADK), bahwa dakwah yang diserukan bukan karena golongan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “bukan termasuk golonganku orang yang menyeru kepada ashabiyyah (fanatisme golongan) dan bukan dari golonganku orang yang mati karena (membela) ashabiyyah.” (HR. Imam Ahmad, dari Jubair bin Muthim RA)


Disini kita haruslah memandang bahwa dakwah di jurusan merupakan suatu urgensitas yang sangat penting dan tidak dapat ditawar lagi. Jika kita melihat “peta manusia? di kampus, disana kita akan melihat sangatlah banyak orang-orang sekuler, liberal, dan semacamnya dari golongan kiri yang mampu mengubah orang-orang pondok pesantren yang notabene milik pihak "kanan? menjadi pihak "kiri?, sebaliknya kita juga akan dapat melihat golongan ekstrim "kanan? yang sangat tekun beribadah tapi sangat antipatik terhadap lingkungan sekitar dan orang-orang yang berbeda dengan dirinya. Golongan ekstrim kanan ini juga cukup berbahaya jika dia terus-menerus memojokkan dakwah kampus karena membela ashabiyahnya.

Jika Lembaga Dakwah Cabang (LDC)masing-masing lini sudah mampu menjalankan program dengan baik dan sudah paham akan esensi dakwah Islam itu sendiri, maka insya Allah kemenangan dakwah kampus yang kita tunggu-tunggu itu akan segera datang.

Namun permasalahannya disini adalah terkadang bahkan seringkali aktivis ADK terlena dengan kondisinya masing-masing. Berbagai permasalahan dakwah pada lingkup cabang itu seakan-akan seperti muncul sendiri dan tidak akan pernah ada habisnya dan sepertinya sudah menjadi sunnatullah dan mengakar pada kehidupan kampus itu sendiri. Mulai dari permasalahan kader yang bermalas-malasan, kebencian antar golongan, mudah terpengaruh oleh opini-opini negatif public, serangan pihak "kiri?, dan sebagainya. 

Disinilah kita harus cermat mengamati dan mengkondisikan berbagai kondisi yang ada. Penyakit parah lainnya yang melanda kader dakwah adalah disorientasi. Tujuan dari dakwah untuk menyeru kepada Allah SWT semakin lama bergeser menjadi pembelaan terhadap ashabiyah. Terkadang, kebanyakan kader termakan oleh tata nilai sehingga kepentingan duniawi mencemari dakwah Islam yang mulia ini. Jika kondisi ini terus dibiarkan, akan semakin parah dan lebih membuka peluang bagi musuh untuk menyerang Islam.

Refleksi tarbiyah Islam adalah mendidik para kader dakwah kampus agar mereka menjadi sadar dan terbangun bahwa tugas dakwah adalah tidak main-main dan hanya untuk memperoleh keridhaan Allah SWT. Oleh sebab itu, hal utama yang harus dimiliki oleh Aktivis Dakwah Kampus ialah kemantapan aqidah dan ibadah yang benar. Dua hal tersebut merupakan kunci pembuka bagi pintu-pintu amal yang lain. Wallaahu a’lam.


Saduran: Dakwatuna


Rabu, 18 Desember 2013

PESAN MAJALAH ANNIDA


Durian Romantic


 
Untuk sebuah ukhuwah yang manis

Terus menyusuri lorong sempit dan kecil ini, tidak mengapa karena hati kami luas dengan rasa cinta, cinta untk terus menguatkan dalam silaturahim ini, mengunjungi rumah seorang calon maba insyaalloh kami mengikatnya atas dasar iman bukan tujuan sesaat saja.

Rencananya setelah dari rumahnya Aku dan ukhtina Risti Aditya akanmeluncur langsung ke kamp...us Salemba 22 untuk jaga standa, apa dinyana waktu sudah menunjukkan pukul 19.45 wib kurang lebih. Alhasil gagal sudah niat kita untuk jaga stand dan akhirnya kami pun go untuk mencari tempat cetak stemple, dilalah dijalan Si merah bannya bocor tertusuk paku, syukur alhamdulillah ada bengkel tambal ban dekat TKP langsung saja kubawa motor itu kesana cukup lama kami menunggu.

Menunggu dan mengalami kegagalan beberapa kali tidak mengubah raut wajah kami untuk bersedih, kami tetap bahagia kami menikmati kejaidan demi kejadian malam ini.mengambil 'ibroh dari peristiwa yang telah Allah tetapkan, kami tidak menyalahi keadaan, karena bagi-Nya tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini, legowo dan ikhlas intinya.

Dengan harapan masih dapat mencetak stemple kami buru-buru meluncur kearah matraman, namun belum lagi keluar dari jalan tanah tinggi gerimis mulai turun dan jam sudah menunjukkan pukul 21.00 wib, nampaknya tukang stemple pun sudahga ada yang buka lagi, maka kami putuskan untuk pulang mengantar Risti Aditya pulang, ditengah perjalanan kami harus menyaksikan jajaran buah durian yang sangat menggoda selera dan aroma nya itu,,,hhmm yummiii..

"Ukh, kayaknya enak nich makan durian, Anti suka durian ga?" tanyaku.

"Oo boleh ukh, ana suka juga durian kok". jawabnya

Maka terjadilah tawar menawar dari harga 45rb menjadi 35rb ya lumayan, sempat menjadi perhatian sekelompok mata orang-orang yang sedang menikmati buah durian disana, lantaran cara mencicipi kami yang berbeda saat itu, Aku mencoba durian dengan ujung pisau sedangkan risti mencicip dengan jongkok berdiri jongkok lalu berdiri lagi, dua hal yang berbeda membuat mereka senyum-senyum kecil melihat tingkah kami yang mungkin terlihat aneh.

Lalu kami ambil posisi duduk berhadapan
Durian romantic untuk sebuah ukhuwah yang manis.

Belum juga risti duduk lama orang-orang tadi bersiul dan menatapnya penuh dengan tanda ?, entah apa yang mereka pikirkan yang pastinya buat mereka kami ini membuat mereka tersenyum dan menjadi perhatian mereka malam ini.

Durian ini telah mengalihkan kekecewaan kami malam ini karena beberapa kali harus mengalami gagal dan kesulitan, sungguh indahnya ukhuwah bukan diukur dari seberapa besarnya kontribusi yang diberikan akan tetapi sejauh mana jiwa-jiwa ini terpaut dalam keikhlasan hati, dalam kefahaman ukhuwah atas dasar iman, mungkin kami bukanlah insan yang sempurna dalam mengukir perjalanan ukhuwah tersebut akan tetapi benturan dan onak duri itulah yang telah menjadi kami lebih legowo dalam menyingkapi musibah itu.

Pokoknya apapun ujian dan musibahnya malam ini, durian menjadi makanan dan menjadi suasana tetap romantic.

Semoga ukhuwah ini terjalain hingga ke syurganya...
Kutunggu kebersamaan seperti ini bersama-sama kalian pula..

Aniati Plb, Asti Rum, Aisyah Shofie, Debby Meliza Asmaranie, Lina Hasana, Ida Nur Wahida, Adhe Rumaidah, Amalia Latiffah, Cih Asih, Ayu Ratna, Akhwat Harus TangguhUmmu Afnan Qirotul Aeni, Ayu Wulandari, Nur Hayati, Siti Nurfarida, Ningrum Yusienrara, Ce Iyya, Ida Ningsih dan Apri Anie

 

Selasa, 17 Desember 2013

Nasyid: Jiwa Syurga

Salam dari kami untukmu para mujahid
sambutlah seruan ini kepada para perindu syahid.

Salam dari kami untukmu wahai para mujahid yang sejati
Janganlah engkau gentar atau ragu
Di dalam merapaki jalan ini

Teruskan kobarkanlah perjuangan ini untuk meraih kemenangan yang hakiki

Mujahid sejati yang berjiwa badar,
Kokohkanlah semangat mu jangan pernah pudar,
walau musuh Allah menghina dan memakar,
Mujahid sejati tetap tegar tiada gentar

Muhasabah lah jiwa yang lemah

Edisi Muhasabah

Tolonglah kami ya Allah bukakan pintu hati kami Ya Allah
agar dapat mengenal segala kebusukan dan aib-aib diri serta
tuntun kami kepada taubat nasuha

Hai saudara-saudaraku…
Ingatlah satu desah nafas adalah satu langkah menuju kubur
kita, semakin hari hidup kita semakin dekat dengan kematian
Kita pasti meninggalkan semua yang kita cintai selama ini...
Ingatlah bahwa ajal dapat menjemput kita kapan saja,
mungkin saat kita berjalan, saat kita bekerja ataupun saat
kita berma'siyat .. istighfar..

Ya Allah ijinkanlah kami memanfaatkan sisa umur kami dengan benar,
ampunilah kami jika selama ini kami menghianatimu ...
Haruskah sisa pertemuan ini kita sia-siakan dengan saling
menyakiti
Robb ampunkanlah segala kedholiman kami terhadap saudara-saudara kami...

Robb berikan kelapangan bagi yang sedang ditimpa kesulitan
Robb lindungi yang selalu teraniaya dan terancam ya Allah
Robb tolong saudara-saudara Kami yang sedang menuntut ilmu,
cerdaskan akal pikirannya, berikan kemudahan untuk mengerti

Robb sembuhkan yang kau uji dengan penyakit lahir maupun
bathin
Ya Allah jadikanlah kami ahli sholat yang khusu'
Karuniakanlah kepada kami nikmatnya baca al qur'an ..
ya Allah
Karuniakanlah kepada kami ahli shoum..ya Allah
Karuniakanlah kepada kami ahli tahajjud ..ya Allah
Karuniakanlah kepada kami ahli shodaqoh yang ikhlas ..
ya Allah
Ya Allah muliakanlah akhlak kami
Karuniakanlah kepada kami hati yang ikhlas
Karuniakanlah kepada kami menjadi orang yang istiqomah
Robb jangan biarkan kami dholim pada hamba-hambamu
Lembutkanlah hati kami yang keras ya Allah..sejukkanlah
hati kami yang kering
Ampuni Kami yang berlumur dosa Ya Allah
Ampuni kekikiran kami ya Allah, kesombongan kami, kedustaan,
lirikan mata ma'siat, kedholiman dari tubuh ini, kedholiman
terhadap ortu ataupu pada hamba-hambamu yang lemah
Jadikanlah sisa umur kami bermanfaat ya Allah,
tebalkan iman kami
Jangan biarkan kami terikat pada dunia
Jangan biarkan kami diperbudak hawa nafsu
Jadikan kami menjadi orang-orang yang selalu tergetar
berdzikir kepadamu dan merasakan nikmat ta'at kepadamu

ROBBANAA AATINA FIDDUNYA HASANAH WAFIL AKHIROTII HASANAH
WAQINAA ADZAABANNAAR

@saduran dr Muhasabah Aagym

Selasa, 10 Desember 2013

Happy Milad

03 Desember 2011


Selamat Milad Dik...


Sore itu kau tampak bahagia sekali, seluruh anggota keluarga inti berkumpul di rumah Emak, juga beberapa orang sahabatmu mulai berdatangan di rumah yang sederhana itu. Aku iri sekali melihat kebahagiaan yang kalian rasakan hari itu, kau Emak dan kakak - kakak yang lainnya bergantian menerima telepon dariku.

"Mba, kita sedang kumpul semua loh, ada banyak makanan disini...Mba sedang apa sekarang, coba Mba juga datang kesini?" ujar adikku kala itu.

"Iya, maafkan Mba belum bisa pulang kekampung, Mba masih harus selesaikan kuliah dulu, lagipula kerjanya Mba belum dapat cuti juga dek, Selamat Milad ya, semoga apa yang dicita-citakan tercapai, semakin berkah usianya, sukses dunia akhirat selalu berkah kehidupannya nanti ya, aamiin", ujarku padanya sambil mendo'akannya .

"Kita semuanya kumpul kecuali Mba, kasihan Mba disana sendirian yaa...ya sudah nanti kalau kuliahnya sudah selesai dan kerjanya dapat libur Mba pulang kesini kita kumpul bareng-bareng lagi ya", kata penuh harap padaku.

Sedih memang ketika yang lainnya berkumpul bersama dan menceritakan kebahagiaan yang mereka rasakan saat itu, sehingga membuatku rindu ingin segera berjumpa, Emak, dan semuanya Aku rinduuuuu kalian!. Aku hanya bisa mendengar kebahagiaan itu melalui telepon selular yang kuhubungkan ke nomor hape Adikku. Tidak pernah sekalipun dikeluarga kami bila merayakan ulang tahun dengan kue tart, biasanya hanya ada nasi kuning dan do'a-do'a dari saudara dan teman-teman.

Tapi kali ini Adikku ingin ulang tahunnya di rayakan dengan berkumpul kepada seluruh keluarga inti. Sayang hanya Aku yang tidak bisa ikut hadir saat itu. Dan Aku hanya dapat melihat foto-foto kebersamaan kebahagiaan mereka hari itu. 

Dik...kelakuanmu itu seperti anak kecil saja, kan usiamu juga sudah besar hitungannya sudah 20 tahun, bukan anak-anak balita yang ulang tahunnya harus dirayakan seperti itu. Ah biarlah...ini saat nya dia ingin membahagiakan dirinya yang jarang sekali keluarga ini kumpul secara utuh, ya buktinya masih ada satu orang yang tidak bisa hadir juga, Aku. Apapun itu, Aku tetap sayang kalian, rindu Emak, Adik dan Kakak-kakakku. I Miss U. Tunggu Aku, Aku pasti kembali berkumpul dengan kalian.

03 Desember 2012


Belum juga Aku bisa menghadiri Milad mu Dik, akan tetapi Mba akan tetap pulang menemuimu walaupun telat 1 hari setelah hari miladmu, persis tanggal 04 Desember 2012, Aku meluncur dengan Bus antarkota  menuju kampung halaman tepatnya daerah Lahat Sum-sel tempat Aku dibesarkan, ya hanya dibesarkan saja karena Aku terlahir di kota ini, Jakarta.

Pagi pukul 08.13 Wib aku tiba di kota Lahat, Engkau menelponku menanyakan sudah sampai dimana sekarang, lalu Kau membuat janji bertemu denganku di sebuah Rumah Sakit Daerah, tidak perlu kutanyakan alasannya mengapa, karena kepulanganku saat ini adalah karena Kau ingin sekali bertemu denganku, setelah kejadian beberapa hari lalu kakak menelponku kalau hari itu engkau sudah tidak berdaya apa-apa, drop tubuhmu sudah memupuskan semangat dan harapan keluarga besar kita atas kesehatanmu, karena hanya satu permintaanmu saat itu.

" Aku ingin ketemu dengan Mba, Ka", ujarnya kepada kakakku

Aku hanya bisa menatap wajahmu sebentar, karena banyak pertanyaan yang harus aku cari jawabannya sesegera mungkin, semua itu tentangmu Dik. Tahun ini seakan-akan kebahagian keluarga ini berubah menjadi kabut mendung yang siap tumpah dan membanjiri dengan genangan air matanya. Setelah Kau rajut kebahagiaan di tahun 2011, kini seolah-olah hilang sudah tak berbekas. Usiamu yang ke-21 tahun ini penuh dengan ujian, sakit yang sudah 3 bulan terakhir ini membuat air mata Emak tak lagi mampu mengalir, tapi jelas tubuh rentanya tidak bisa menutupi derita hati seorang Ibu kala menyaksikan sakit anaknya tak kunjung terdiagnosa apalagi  untuk pulih. Tubuh kuatmu Dik...perlahan mengurus dan semakin lemah.

Tak kuasa air mengalir deras di pipiku saat Emak memelukku dengan erat ketika Aku tiba di depan rumah, Emak semakin kurus dan wajahnya terlihat amat lelah. Aku yang telah menepati janji untuk  ada dan hadir ditengah-tengah  keluarga ini, harus datang pada kondisi yang mengharukan. Kerinduanmu pada Mbamu ini, kini telah terobati dan terlihat ada semangat baru terpancar di wajahmu, dan keluarga ini, kami menaruh harapan besar padamu Dik. Kami akan lakukan semaksimal mungkin demi kesembuhanmu.

Jum'at malam 07 Desember 2013 ba'da maghrib, kami berangkat menghantarkanmu kerumah sakit yang lebih baik dan bagus untuk melakukan pemeriksaan lengkap dan penanganan tepat. Ini semua demi kesembuhanmu.  Bismillah, kami menerobos derasnya hujan malam itu.

28 Desember 2012,

Positif kanker limphoma maligna non hodgin, di vonis dokter penyakitnya sudah sampai pada level 4 alias stadium 4.


Astaghfirullohhal adhiim, kuatkanku ya Robb, surat yang kuterima itu hampir saja jatuh.Masih Fikiranku membayangkan dia beberapa tahun silam, Adikku yang kecil sejak lulus SD itu sudah harus terpindah tempat sekolah merantau ke kota lain berdua denganku demi sekolah yang harus kami selesaikan, di saat Aku lulus SMA aku kembali ketanah kelahiranku Jakarta, sementara dia sudah memasuki kelas 1 SMA. Diapun menyelesaikan sekolahnya sendirian disana.

Betapa banyak hari-hari yang kami lalui berdua hingga kini kami telah dewasa, namun perasaan akan berpisah darinya semakin dekat. Tidak!
Harapan dan optimis telah sampai pada tingkat kepasrahan pada-Nya, karena masih ada Mu'jizat- Allah yang kami harapkan. 

16 Januari 2013,

Semalaman kami berbincang banyak tentang masa depan dengannya, tentang cita-citanya dan harapan kesembuhannya. Terang dan jelas sekali Kau sangat bahagia saat itu ketika Dokter menyatakan kondisimu semuanya sangat baik, walau kulihat celong di matamu, serta gelisah beberapa malam dalam tidurmu. Namun saat ini aku merasakan malam yang amat panjang denganmu, Dek. Hingga pukul 03.55 wib aku baru bisa menunaikan sholat isya, karena saat itu kulihat Kau baru bisa tidur pulas setelah banyak mengeluh dan gelisah, namun senantiasa ku tuntun untuk melafazkan zikir dan ku perdengarkan tilawah Al-qur'an dariku.

Segera ku pergi kemusholah RS, tepat raka'at terakhir, ponselku berdering 

"Assalamu'alaikum, Na Arifin sudah meninggal" kata kakaku dalam telpon.
"wa..wa'alaikumsalam , Innalillahi wainnailahi roji'un Kak", jawabku

Bergegas mukenah kulemparkan dan aku berlari sekencang-kencangnya  menuju ruang perawatan Adikku. Tidak ada yang sibuk. perlahan kulihat dia, hanya terdengar nafas nya saja.
Kata kakakku terakhir setelah dia BAB di pampersnya lalu kakak dan ibu membantu membersihkannya, dia bilang "Kak maaf ya," setelah itu dia senyum lalu tubuhnya lemas lunglai di tempat tidurnya.

Aku lihat dia seperti demam, panasnya tinggi sekali. segera ku kompres namun dia sudah tidak mampu merespon apa yang kami tanyakan. Jantungku berdegub kencang, ada yang beda pada dia, segera ku talkinkan tahlil tept ditelinga kanannya, begitu juga Ibu mengiringiku.

Aku melihat dan mendengar kau mengeluarkan suara dari bibirmu dek,  dan itulah terakhir kata yang keluar dari bibirmu dan takkan pernah lagi untuk selamanya.

Selamat jalan, semoga keselamatan menyertai perjalananmu di alam sana...

































Sabtu, 30 November 2013

Hijabmu, Muslimah


Seperti biasa aku antri naik busway untk berangkat kerja, namun ada kejadian yg janggal saat itu, ada sepasang mata yg selalu mencuri-curi pandang denganku, ketika aku balik melihatnya cepat-cepat dia alihkan pandangannya...aku fikir aku yang aneh, ku coba ulangi lagi tuk melihatnya, sungguh ada yang aneh pada dirinya, dengan malu-malu tangannya melepaskan jilbab yang sedang dikenakannya dengan tak lepas tatapannya kepadaku ..Astaghfirulloh hal'adhim...wahai saudariku apa yang membuatmu hingga melepaskan jilbabmu ditengah keramaian seperti ini, dimana akan banyak sekali mata yg bukan mahrammu melihatnya. Bukankah kau lebih anggun, cantik, dan terjaga dengan jilbabmu. Padahal Firman Allah SWT menerangkan:

“Wahai Nabi (SAW) katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak wanitamu dan istri-istri orang mu’min, agar mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S. 33 : 59)

“Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya serta tidak menampakkan perhiasannya kecuali (yang biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka” (Q.S. 24 : 31)

Yaitu tidak menampakkan sedikit pun perhiasannya kepada orang-orang asing (bukan muhrim) kecuali sesuatu yang tidak mungkin disembunyikan berupa pakaian yang tidak menyolok, dan hendaklah mengulurkan penutup kepalanya (hijab) sampai ke dadanya hingga tertutup.

Saudariku ini adalah seruan dari Allah SWT. bukan dari makhluk ciptaannya yg sewaktu2 dapat kau langgar, tapi sekali-kali tidak bagi perintahNya, dan tidakkah kau berfikir bagaimana orang lain melihat citra wanita berjilbab yang lainnya, sehingga akan terlihat buruk pula disebabkan oleh sikap yang baru saja kau lakukan,

Saudariku semoga kelak hidayah Allah kau dapati sehingga kau bisa menjadi muslimah yang kaffah...aamiinn ya Robbal'alamin. do'aku.

Bagi para wanita yang masih dibalut keraguan untuk menggunakan jilbab, percayalah jilbab tidak akan membuat kita terlihat kuno. Bahkan  akan lebih anggun dalam balutan pakaian taqwa. Hidayah Allah mengantarkan kita pada Kelezatan Iman yang tidak dapat ditukar dengan apapun.

Semoga kita mampu menjadikan Khadijah sebagai tauladan dan panutan dalam pengorbanan jiwa dan hartanya. Aisyah sebagai teladan dan panutan dalam pemahaman terhadap agama dan keluarga Yasir dalam kesabaran dan berpegang teguh pada agama Allah SWT. (Dar Al-Gasem)

Dan semoga Allah SWT senantiasa membimbing langkah-langkah kita dan menempatkannya pada jalan yang benar, menjadikan kita wanita-wanita yang berhasil meraih kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat, aamiin.
 
#Quote
"Jilbab hati itu memang penting, namun tidak kalah penting juga ketika jilbab itu  menutupi aurat  yang semestinya memang harus ditutup, wanita akan lebih terhormat ketika dirinya sendirilah
 yang mengawalinya. (Titisan Kata)

Kamis, 21 November 2013

Cinta atau Dusta

Memang sudah fitrahnya manusia ingin dicinta dan mencintai, wajar ketika Aku harus terpesona oleh budi luhurnya, pribadinnya dan tutur katanya. Semuanya menjadi indah dalam tatapanku dan damai dalam jiwaku. Allah tidaklah salah dalam memberikan cinta pada rasa manusia, karena rasa itu aku tunduk dalam mengikuti sunahnya, dialah Rasul mulia Muhammad SAW. Karenanya Aku rindu ingin segera berada dalam perjumpaan kepadanya, wahai kekasih Allah syafaatmu kunantikan, kau telah membawaku dalam ketaatan kepada Robbku…kau juga yang telah menuntun jalan yang membawa cahaya bagi gulita.

Rasul kami…saat kukenang kau dalam sejarah Islam yang berjaya saat itu, membuat air mataku mengalir deras, lantaran malu jiwaku mengakui bahwa diri ini telah mencintaimu, padahal tidak ada setitik pengorbanan kami yang dapat kami sandingkan dihadapanmu dan dihadapan-Nya kelak. Tidak ada setitik perjuangan kami yang bisa kami persembahkan untuk mu, tidak sama sekali berbanding dengan ucapan bibir kami yang menyatakan kecintaan kepadamu.

Dustakah kami ya Rasul? mengaku cinta, nyatanya sunahmu pun jauh dari diri kami, mengaku mencintaimu namun jauh dari sesuatu yang kau sukai, kami lebih suka mendebatkan setiap ada masalah, kami lebih suka menonjolkan keegoan diri kami tanpa memikirkan kemashalatannya, kami lebih menyukai mencari-cari tentang keburukan sahabat kami, kami lebih suka mencibir dibelakangnya dan kami lebih suka melihat aib saudara kami tersebar.
Begitu piciknya pikiran kami ya Allah…

Ya Robb kami…
Kami tidak lebih dari seorang pendusta, mengaku cinta pada kekasih Allah. Nyatanya kami tidak sama sekali berusaha mendekatkan diri kepada yang kami cintai, ya Rasul…rasanya jika kau berada disisi kami saat ini, apakah kau akan mengakui kalau kami ini adalah umatmu?
Pertanyaan dalam diri yang terus kupertanyakan hingga saat ini. Karena pada suatu hari nanti kita semua akan menemukan jawaban yang sebenarnya, benarkah kita telah mencintainya…Rasul kekasih Allah??



#Bukankah kecintaan kita kepada sesuatu hal, akan menjadikan diri kita terus terpaut untuk selalu mendekat padanya. Mengapa tidak dengan diri kita...
Kepada Robb dan Rasul kita? buktikanlah cinta kita bukan sekedar dibibir saja.(Titisan Kata)

Aku Ingin Menulis

Diawali dengan sebuah kebingunan, bagaimana sich cara menulis yang baik dan tepat? seperti begitu sulitnya mengeluarkan kata-kata dari imajinasiku walau hanya sekedar mendeskripsikan fikiran yang terangkum dalam otak.

Ah...entahlah, mungkin juga karena tidak berbakat menjadi penulis!

Sebenarnya bukan karena tidak dapat menulis sich, menulis saja mungkin mudah ya,  namun ketika menuangkan ide dalam pikiran lalu dijabarkan menjadi paragraf-paragraf yang sistematis sedikit membingungkan cara mengolah kata-katanya.

Mungkin karena aku jarang menuliskan ide-ide itu dalam sebuah cerita sich?
Padahal kalau berbicara sudah banyak sekali kosakata yang aku keluarkan, artinya aku ga kehabisan cara buat mengolah kata kan? walaupun... terkadang masih suka kebanyakan "ehm, ehm" alias sok berfikir padahal memang lagi mikir. huhuhuu...*ga luchu garing ah...

Intinya sekarang aku mau nulis, terserah deh apa kata orang. yang penting Aku Mau Menulis!.

Menulis kisah sendiri kek, kisah orang lain kek, ataupun Opini tentang hal yang kita dengar ataupun yang kita lihat. Ya Suka-suka gue, kalian semua jangan pada Protes ya^_^ Peace!

Gue sekarang lagi menjalani proses yang namanya proses belajar otodidak untuk menjadi seorang penulis, karena ilmu yang kita dapat kalo nggak kita tulis ibarat Kuda yang lepas dari kekangnya, beehh langsung lariii kucar-kacir deh, alias itu ilmu bisa langsung ngilang alias kabuur entah kemana.

Makanya Aku nggak mau ilmu hilang gitu aja, nyarinya dan dapetinnya aja udah harus mengorbankan banyak hal, dan dengan di ikatnya ilmu dengan tulisan artinya Aku bisa berbagi juga kan dengan teman-teman yang lainnya, mereka yang tadinya nggak tahu akhirnya bisa menjadi tercerahkan karena kita rajin menulisnya.

So...Aku Ingin Menulis, telah menjadi minat dan keinginan gue sejak pertengahan tahun 2013, tahu nggak...sampai-sampai gue titip do'a sama temen yang waktu itu sedang umroh agar do'akan Gue bisa jadi penulis di tahun 2013 ini, eh Alhamdulillah deh gue beneran bisa jadi penulis di Blog-Blog gue yang masih acak adul ga jelas segmen tulisannya ini.

Nggak apa-apa deh namanya juga belajar kan? kalo belajar teh ga ada yang salah, dan salah itu memang hal yang harus dilewati bagi seorang pembelajar junior kayak gue, initinya gue bisa nulis, gue bisa berbagi ilmu ke kalian dan gue juga bisa meninggalkan sesuatu yang bermanfaat nantinya buat anak cicit gue kelak dan gue bisa syiar melalui tulisan ke semua penghuni Dunia.

Do'akan ya...


#Quote
Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu hal yang baru, jika itu memberikan mashalat bagi diri dan orang lain lakukanlah dengan ikhlas dan semangat. Allah akan menyertai kita apapun dan dalam keadaan bagaimanapun. (Titisan Kata)





Rabu, 20 November 2013

Persahabatan Kita

Diawal kita bersua
Mencoba untuk saling memahami
Keping-keping dihati
Terajut dengan indah
Rasakan persaudaraan kita

Dan masa pun silih berganti
Ukhuwah dan amanah tertunaikan
Berpeluh suka dan duka
kita jalani semua
semata mata harapkan ridhoNYA

Sahabat tibalah masanya
Bersua pasti ada berpisah
Bila nanti kita jauh berpisa
 Jadikan rhobitoh pengikatnya
jadikan doa ekspresi rindu
Semoga kita bersua disyurga
Masih ingat dengan nasyid Senandung Hikmah dari Sigma ini?
Senandung nasyid yang satu ini menjadi nasyid yang memberikan kesan yang cukup berarti dalam perjalanan hidupku, terutama sebagai seorang aktivis DK di kampus. Perjalanan mengenal kalian saudaraku, banyak cerita yang mungkin tidak dapat kutuliskan dalam diaryku. Namun kisah kalian insya Alloh akan abadi didalam hati, mungkin kelak dapat menjelma menjadi relief yang takkan hilang oleh bergulirnya masa.

Masih kuingat saat kujabat tanganmu, kau sebut namamu dan kusebut namaku, lalu kita tenggelam dalam cerita tentang masing-masing pengalaman diri. Perkenalan kita masa itu menjadi pengantar persahabatan dan peraudaraan kita hingga sekarang. Tak sering memang kita bertatap wajah namun kebersamaan kita ketika berada dalam satu kegiatan memberikan kenangan manis dalam perjalanannya.
Sahabat disini kita memulainya, membina hati kita untuk saling terpaut dan saling terikat dalam persaudaraan seiman dan seperjuangan. Sama-sama memiliki visi satu yaitu mencari Ridho-Nya. Tidak banyak memang waktu yang kuhabiskan untuk memikirkan tentang visi kita, tetapi apakah kalian tahu betapa sulit menjaga persaudaraan yang telah terbina, tak terasa telah hitungan tahun kita beriringan dan bersama-sama dalam visi yang sama.

Sahabat,,,aku akan berusaha menjaga agar kau senantiasa nyaman berada disisiku, berada dalam persahabatan Illahi ini, tahukah engkau membangun persahabatan karena Illahi dengan setulus  hati itu akan ada ujiannya, ujian tentang ketulusan, kejujuran dan kekuatan rasa persaudaraannya. 
Mungkin ketulusanku akan diuji saat bibir memaksa mengatakan "siap" ketika kau sedang membutuhkan uluran tanganku padahal hati saat itu menolaknya,  ataupun sebaliknya bisa jadi itu juga yang terjadi olehmu kepadaku. Dan ketulusanpun bisa diuji dengan dihadapkannya kita dengan prahara prasangka, membangun kepercayaan dan berhusnudhonpun sudah menjadi masalah yang tidak mudah di selesaikan, lantaran sulitnya mempercayai masing-masing diantara kita.
Sahabatku...mungkin berprasangka yang baik kepadamu merupakan ujian terbesar bagi kita, karena begitu sulitnya membangun rasa percaya didalamnya.  

Ah...alangkah lemahnya diri ini, hanya berprasangka baik saja sampai begitu sulitnya, mungkinkah karena pondasi dalam diri yang terlalu lemah ataukah memang diantara kita tidak ada lagi kekuatan untuk membina kepercayaan itu?

Mestinya jika kepercayaan itu sudah terbangun, kita tidak perlu bersusah payah menyibukkan diri mencari-cari kesalahan.
Apapun itu, aku menyadari sebagai makhluk yang dhoif dan sebagai manusia yang tak luput dari khilaf dan salah.

Sahabatku...
Saat kita bersama-sama sekarang, mungkin tanpa kusadari banyak kehilafan yang terjadi, maafkan aku ya! dan bila suatu saat nanti kita berpisah, ingat namaku dan sebut Aku dalam do'a-do'a malammu. Ikat hati kita dengan rhobitoh, jadikan kerinduan kita kerinduan yang membawa semangat untuk terus berkarya dan satu yang ingin aku katakan padamu " Semoga kita bersua di SyurgaNya". 


#Quote#
Persahabatan yang terbangun karena ingin mendapat Ridho Allah, adalah sebenar-benar persahabatan, jagalah hati ini Robb!, agar kelak kami bertemu dalam kesyukuran yang hakiki karena syurga-Mu menjadi balasan dan tempat persinggahan terakhir kami. (Titisan Kata)


Kamis, 14 November 2013

Jilbab Mini

Harmoni...harmoni...
Yang mau transit ke Kalideres, lewat indosiar dan grogol silahkan transit di Harmoni".

Lantang sekali suara itu terdengar ditelingaku, pada saat itu aku sedang ketiduran didalam bus Tansjakarta. Suara kondektur telah membangunkanku dari lelap ku siang itu, hehe..maklum hari ini aku pulang dari agenda dauroh dari LDK, lumayan segar kembali tubuhku setelah sempat memejamkan mata beberapa saat di dalam bus.

Dengan gontai aku melangkah ke arah pintu keluar bus, Alhamdulillah akhirnya sampai juga disini dan sebentar lagi akan sampai dirumah deh.

Tiba-tiba mataku terarah pada kerumunan orang-orang di sana, kulihat ada seorang remaja putri tergeletak lemah tak sadarkan diri di atas kursi penunggu bus tersebut, dengan bercak muntahan di sekitar jilbabnya yang mini,  jilbab nya sedikit menyingkap wajah ayu nya menampakkan dia sedang pingsan.

Dua orang temannya terlihat sibuk untuk mengipas-kipas wajahnya dan yang satunya lagi merapihkan rok panjangnya yang menjuntai ke bawah lantai. Aku sudah mulai berjalan untuk segera transit ke arah Pasar baroe.
Hatiku terasa terpanggil untuk melihat langsung apa yang terjadi dengannya, dan benar saja dia pingsan. Kuberanikan diri untuk bertanya pada temannya itu.

Dengan bekal pelatihan HPA dahulu,  aku coba membantu dia untuk sadar dari pingsannya, alhamdulillah aku berhasil membangunkannya. Gadis remaja itu namanya Ismy, dia baru saja mengikuti Ormik dari kampus BSI,  acara semacam seminar bagi mahasiswa baru gitu. Dia pingsan karena kondisi dalam bus way yang berdesak-desakan dan penuh sesak.

kami berbincang sebentar, saya bingung bagaimana dapat membantu menghubungi keluarganya karena rumahnya jauh berada di parung, dan tidak mungkin dia harus pulang kesana dalam keadaan lemah begini. Akhirnya ku telpon teman LDK ku, pera seorang akhwat raider, teman-teman biasa menyebutnya seperti itu. Dan lucunya baru saja aku telpon dia beberapa menit batre hape drop, alhasil aku kebingungan. Tapi alhamdulillah penjaga busway di sana baik sekali aku diijinkan untuk men carge hape di ruangannya.

Setelah selesai kordinasi dengan ukhti Pera, akhirnya aku putuskan untuk menghubungi keluarga Ismy yang terdekat, katanya dia memiliki kakak yang tinggal di daerah kebun jeruk. Maka dengan nekat Aku dan Pera akan berboncengan motor bertiga untuk mengantarkannya kerumah kakak ismy. Aku mempersilahkan temannya untuk pulang duluan, karena kondisi semakin sore , kasihan mereka kalo sampai kemalaman dijalan nantinya.

saat aku dan Ismy sedang menunggu Ukhti Pera di halte, ada seorang wanita dewasa berjilbab sepundak mendekatiku dan Ismy. Dia begitu care dan menanyakan apakah saya anggota Badaris, jelas aku bilang 'iya' dan wanita ini memperkenalkan diri lalu bersedia mengantarkan kami dengan mobil pribadinya, ternyata kakak ini alumni kampus BSI yang dahulu pernah tergabung dalam UKM Badaris juga.

Subhanaalloh...aku mempertemukan kami dalam keadaaan yang tepat, akhirnya Aku dan Ismy ikut dalam mobil tersebut sedangkan Pera dia  mencari alamat rumah kakaknya Ismy dan memandu mobil yang sedang kami tumpangi.

Alhamdulillah akhirnya kami sampai juga ke rumah kakaknya Ismy, kulihat sepetak kamar kontrakan disana dengan wajah ramah bersahabat kakaknya ismy mengucapkan terimakasih, atas bersedianya  kami mengantarkan adiknya pulang, dan menolongnya saat dia pingsan di halte busway.


***1 tahun setelah itu***


"Kakak...bagaimana kabarnya?"

Sapaan khas Ismy padaku, kini sapaan itu kudapati melalui akun fb. Dia menyapa dalam dinding wall ku. Aku seperti tidak percaya dengan apa yang kulihat di foto profilnya saat itu, dia yang dahulu kutemui dengan jilbab mini dan tipis, kini dengan jilbab yang sempurna menutup dada dan warna hijau menghiasi dirinya,  syukur dan bahagia kuucapkan padaMu ya Robb,,,

"Alhamdulillah kakak baik, Ismy bagaimana, sehat??"

"Ia kak Ismy sehat, kakak sekrang semester berapa, do'akan ismy ya ka sedang UTS nich?"

"Ia kakak do'akan UTSnya sukses ya, aamiin do'akan kakak juga ya sekrang sedang menyusun TA, agar di berikan kemudahan juga ya?"

Ada hikmah dalam kisah yang kudapati dari perjalanan kisah diatas, Bahwa kebaikan yang kita berikan kepada mereka yang membutuhkan harus  didasari dengan niat yang baik, syiar itu bukan hanya berkata-kata saja, namun dengan menunjukkan sikap yang nyata memberikan teladan dan lakukan dengan hati yang tulus, maka Allah a kan menyentuh hati yang akan menjadi objek syiar kita. meski tidak banyak kata yang kita sampaikan dengan teladan kurasa itu akan lebih mengena dan lebih tepat.

Menolong seseorang bukan hanya untuk tujuan tertentu tapi niatkan dengan setulus hati meringankan dia dari kesusahan, bila ada kebaikan lain yang ikut didalamnya anggaplah itu bonus yang Allah berikan atas keikhlasan hati dalam menjalankan kebajikan itu.

***Quote***
"Tidak ada yang bisa menghalangi kebaikan untuk orang lain jika Allah sudah tentukan"