Sabtu, 01 Februari 2014

Mahkota Untuk Ayah dan Bunda

Semalam gue memang bergadang hingga pkl 03.30 wib baru  beranjak tidur, karena harus menyelesaikan TA yang tinggal Bab III tapi rasanya tidak selesai-selesai, belum lagi sejak semalam Emak bulak balik buang air, beliau kena diare. Pagi nya setelah sarapan bubur dan sudah diminumkan madu, kasih kurma dan tak lupa minum habbatusaudah, dan pkl 8.00 wib baru bisa berangkat tahsin ke Utsmani, sepertinya bakalan telat sampai di sana deh, ya udah ga apa-apa deh, terus mau ngabarin ustadzahnya kalau telat sampai, tapi hape mati total. lengkap bener ya ^_^

Alhamdulillah pkl 08.55 wib gue udah nyampe lokasi, lumayan telat satu jam, tetapi yang hadir setoran baru urutan ke tiga, alhamdulillah gue masih ada kesempatan. Setelah menyapa dan mengulang-ulang sedikit sampailah pada giliranku, seperti biasa jarang aku melihat nilai hasil mutaba'ah yang ustadzah tulis langsung ditempat, sengaja sich supaya hatiku selalu berdebar-debar nilai berapakah hari ini, menaik atau semakin menurunkah? 

Setelah do'a penutup majelis dan kami bersalaman untuk pamit, dan diluar ruangan ku coba intip nilai bearpakah aku hari ini, terlihat jelas nilai "79" wah alhamdulillaaaah ya Allah, dan terdapat tulisan " Barakallahu fiik ^__^" dari ustadzahnya, duh rasanya senang sekali hari ini, grafik kemajuanku sedikit-sedikit terus menaik, insyaalloh aku akan menjadi yang terbaik dan gue akan mewujudkan mimpi besar ku itu dari sini, Bismiillah, gue  ingin memberikan hadiah mahkota terindah itu untukmu ayah dan ibu.Restui anandamu ya ayah ibu. 

Lihatlah suatu nanti mimpi terbesar itu akan aku wujudkan, ini karena aku sangat menyayangi kalian, do'a dan ketaatanku pada Illahi, adalah bentuk kasihku padamu Ayah Bunda. Aku akan memulainya sejak sekarang, dan kali ini tidak boleh mundur atau gagal lagi, seperti yang sudah-sudah. Bismillah ku azamkan diriku semata karena ingin kalian bahagia di dunia dan akhirat.


#Kebahagiaan orang tua adalah manakala melihat anak-anaknya hidup bahagia pula, mereka tidak perduli bagaimana keadaaan diri mereka sendiri. Tapi, kebahagiaan yang hakiki adalah ketika ketaatan seorang anak dapat menghantarkan kedua orangtuanya masuk ke syurga Allah SWT, itulah kebahagiaan yang hakiki.(Titisan Kata).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isilah komentar dengan bahasa yang santun dan membangun!