Kamis, 14 November 2013

Jilbab Mini

Harmoni...harmoni...
Yang mau transit ke Kalideres, lewat indosiar dan grogol silahkan transit di Harmoni".

Lantang sekali suara itu terdengar ditelingaku, pada saat itu aku sedang ketiduran didalam bus Tansjakarta. Suara kondektur telah membangunkanku dari lelap ku siang itu, hehe..maklum hari ini aku pulang dari agenda dauroh dari LDK, lumayan segar kembali tubuhku setelah sempat memejamkan mata beberapa saat di dalam bus.

Dengan gontai aku melangkah ke arah pintu keluar bus, Alhamdulillah akhirnya sampai juga disini dan sebentar lagi akan sampai dirumah deh.

Tiba-tiba mataku terarah pada kerumunan orang-orang di sana, kulihat ada seorang remaja putri tergeletak lemah tak sadarkan diri di atas kursi penunggu bus tersebut, dengan bercak muntahan di sekitar jilbabnya yang mini,  jilbab nya sedikit menyingkap wajah ayu nya menampakkan dia sedang pingsan.

Dua orang temannya terlihat sibuk untuk mengipas-kipas wajahnya dan yang satunya lagi merapihkan rok panjangnya yang menjuntai ke bawah lantai. Aku sudah mulai berjalan untuk segera transit ke arah Pasar baroe.
Hatiku terasa terpanggil untuk melihat langsung apa yang terjadi dengannya, dan benar saja dia pingsan. Kuberanikan diri untuk bertanya pada temannya itu.

Dengan bekal pelatihan HPA dahulu,  aku coba membantu dia untuk sadar dari pingsannya, alhamdulillah aku berhasil membangunkannya. Gadis remaja itu namanya Ismy, dia baru saja mengikuti Ormik dari kampus BSI,  acara semacam seminar bagi mahasiswa baru gitu. Dia pingsan karena kondisi dalam bus way yang berdesak-desakan dan penuh sesak.

kami berbincang sebentar, saya bingung bagaimana dapat membantu menghubungi keluarganya karena rumahnya jauh berada di parung, dan tidak mungkin dia harus pulang kesana dalam keadaan lemah begini. Akhirnya ku telpon teman LDK ku, pera seorang akhwat raider, teman-teman biasa menyebutnya seperti itu. Dan lucunya baru saja aku telpon dia beberapa menit batre hape drop, alhasil aku kebingungan. Tapi alhamdulillah penjaga busway di sana baik sekali aku diijinkan untuk men carge hape di ruangannya.

Setelah selesai kordinasi dengan ukhti Pera, akhirnya aku putuskan untuk menghubungi keluarga Ismy yang terdekat, katanya dia memiliki kakak yang tinggal di daerah kebun jeruk. Maka dengan nekat Aku dan Pera akan berboncengan motor bertiga untuk mengantarkannya kerumah kakak ismy. Aku mempersilahkan temannya untuk pulang duluan, karena kondisi semakin sore , kasihan mereka kalo sampai kemalaman dijalan nantinya.

saat aku dan Ismy sedang menunggu Ukhti Pera di halte, ada seorang wanita dewasa berjilbab sepundak mendekatiku dan Ismy. Dia begitu care dan menanyakan apakah saya anggota Badaris, jelas aku bilang 'iya' dan wanita ini memperkenalkan diri lalu bersedia mengantarkan kami dengan mobil pribadinya, ternyata kakak ini alumni kampus BSI yang dahulu pernah tergabung dalam UKM Badaris juga.

Subhanaalloh...aku mempertemukan kami dalam keadaaan yang tepat, akhirnya Aku dan Ismy ikut dalam mobil tersebut sedangkan Pera dia  mencari alamat rumah kakaknya Ismy dan memandu mobil yang sedang kami tumpangi.

Alhamdulillah akhirnya kami sampai juga ke rumah kakaknya Ismy, kulihat sepetak kamar kontrakan disana dengan wajah ramah bersahabat kakaknya ismy mengucapkan terimakasih, atas bersedianya  kami mengantarkan adiknya pulang, dan menolongnya saat dia pingsan di halte busway.


***1 tahun setelah itu***


"Kakak...bagaimana kabarnya?"

Sapaan khas Ismy padaku, kini sapaan itu kudapati melalui akun fb. Dia menyapa dalam dinding wall ku. Aku seperti tidak percaya dengan apa yang kulihat di foto profilnya saat itu, dia yang dahulu kutemui dengan jilbab mini dan tipis, kini dengan jilbab yang sempurna menutup dada dan warna hijau menghiasi dirinya,  syukur dan bahagia kuucapkan padaMu ya Robb,,,

"Alhamdulillah kakak baik, Ismy bagaimana, sehat??"

"Ia kak Ismy sehat, kakak sekrang semester berapa, do'akan ismy ya ka sedang UTS nich?"

"Ia kakak do'akan UTSnya sukses ya, aamiin do'akan kakak juga ya sekrang sedang menyusun TA, agar di berikan kemudahan juga ya?"

Ada hikmah dalam kisah yang kudapati dari perjalanan kisah diatas, Bahwa kebaikan yang kita berikan kepada mereka yang membutuhkan harus  didasari dengan niat yang baik, syiar itu bukan hanya berkata-kata saja, namun dengan menunjukkan sikap yang nyata memberikan teladan dan lakukan dengan hati yang tulus, maka Allah a kan menyentuh hati yang akan menjadi objek syiar kita. meski tidak banyak kata yang kita sampaikan dengan teladan kurasa itu akan lebih mengena dan lebih tepat.

Menolong seseorang bukan hanya untuk tujuan tertentu tapi niatkan dengan setulus hati meringankan dia dari kesusahan, bila ada kebaikan lain yang ikut didalamnya anggaplah itu bonus yang Allah berikan atas keikhlasan hati dalam menjalankan kebajikan itu.

***Quote***
"Tidak ada yang bisa menghalangi kebaikan untuk orang lain jika Allah sudah tentukan"




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isilah komentar dengan bahasa yang santun dan membangun!