Rabu, 06 November 2013

Belajar Tangguh

Buuukk...
Tangkisan pertama melesat dengan cepat, kini tendangan kidal dari kakinya pun bergerak dengan gesit.

Jleepp...

"Kena...", teriakan para penonton riuh menjadi hampir tidak jelas apa yang mereka sorakkan, fighter pencak silat kelas A untuk kelas Putri berlangsung sangat seru dan ramai.

Babak pertama telah berlalu

3 menit menanti babak ke-2 dimulai
 Seorang Coaching menanyakan adik atletnya 

" Bagaimana dengan pertandingan tadi, dik? Tanya kakak coach

"Hhm...saya kira dia itu akan sangar skali dalam menyerang, karena saya sempat gugup begitu melihat penampilannya yang amat sangat terlihat tomboy kak", ujarnya sambil terengah-engah, dan terus mengatur nafas.

" Kakak juga tadi sempat khawatir, namun ketika kamu mulai menyerang, dan  gerakan seranganmu jelas lebih tangkas dibanding dia, kakak sangat optimis kamu bisa mengalahkannya, dan satu lagi serangan tendangan kidalmu itu yang tidak bisa dibaca oleh lawan itu menjadi senjata buat menambah point nilai loh dik, semangat dik kamu bisa".

"Ia kak insyaalloh saya akan maksimalkan diri untuk bisa sampai pada babak final, yang memenangkannya, bismillah".

"Bagus, sekarang sudah siap bertanding kembali ke babak ke-2 ya, yakinkan dalam hati kalau kamu dapat mengalahkannya, Kamu bisa Dik!".

"Bismillah insyaalloh kak!"


Pertarungan kelas Putri berlangsung dengan tertib dan seru serta dimenangkan oleh gadis kecil berkerudung krem, jilbabnya yang cukup panjang menggerai di pundak dan lengannya tidak menjadikan halangan dalam gerakan menyerang lawan dan tidak juga menjadikannya terlihat lemah. Wajah polosnya menyiratkan kelelahan pada pisiknya, namun kebahagiaan dalam tatapan mata yang sipit jelas sedang menjelaskan dia begitu bahagia atas kemenangannya.

Ririn adalah seorang remaja putri sekolah SMK Negeri di kota kecil daerah Sumatera Selatan. Kegiatan nya dihabiskan hanya untuk sekolah, berorganisasi, menjaga usaha kantin nya di SMK dan berlatih pencak silat dihari minggu, selain itu kegiatan yang paling Dia gemari adalah tergabung dalam kelompok mentoring di rohis generasi awal di sekolahnya, selain menjadi anggota aktif karena dia juga merupakan pengurus rohis sekolah yang terkenal sebagai kampus hijau.

Udara yang sejuk dan asri membuatnya nyaman berada di sekolah itu, walau awalnya dia menolak untuk melanjutkan SMA ke sekolah kejuruan tersebut. Namun kini semua keengganannya terjawab sudah mengapa orang tuanya menginginkan dia berada di sekolah tersebut, serta ini pembuktian mengapa do'a restu orang tua sangat penting untuk pilihan masa depan seorang anak.

Ririn bukan hanya terkenal sebagai siswi yang mampu bergaul dengan luwes namun dia terkenal karena dia merupakan siswi yang pandai dikelas, beberapa kali menjadi bintang kelas dan sikapnya yang dewasa menjadikan teman-temannya menyukai dan menyegani dia, kematangan berfikirnya serta ketegasannya dalam memberikan keputusan sebagai ketua kelaspun mencerminkan sebuah pribadi yang matang dan bersahaja.

Hidup dalam kesederhanaan tidak menjadikan dia minder terhadap teman-teman yang lebih baik nasib ekonominya. Ririn terus melakukan apa yang menjadi ajakan nuraninya dan dia tidak pernah merasa menyesal mengapa harus terlahir dari keluarga sederhana yang penting setiap langkah yang dia tempuh restu orang tua yang utama dan rasa bahagia yang terus menghinggap di jiwa, itu hidup yang ingin terus dia bangun, hingga suatu hari dia dapat merasakan kesyukuran atas nikmat hidup yang sebenarnya, karena hakikatnya hidup hanya untuk berbakti kepada Robb-nya.

**lanjutkan











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isilah komentar dengan bahasa yang santun dan membangun!