Memang sudah fitrahnya manusia ingin dicinta dan mencintai, wajar
ketika Aku harus terpesona oleh budi luhurnya, pribadinnya dan tutur
katanya. Semuanya menjadi indah dalam tatapanku dan damai dalam jiwaku.
Allah tidaklah salah dalam memberikan cinta pada rasa manusia, karena
rasa itu aku tunduk dalam mengikuti sunahnya, dialah Rasul mulia
Muhammad SAW. Karenanya Aku rindu ingin segera berada dalam perjumpaan
kepadanya, wahai kekasih Allah syafaatmu kunantikan, kau telah membawaku
dalam ketaatan kepada Robbku…kau juga yang telah menuntun jalan yang
membawa cahaya bagi gulita.
Rasul kami…saat kukenang kau dalam sejarah Islam yang berjaya saat
itu, membuat air mataku mengalir deras, lantaran malu jiwaku mengakui
bahwa diri ini telah mencintaimu, padahal tidak ada setitik pengorbanan
kami yang dapat kami sandingkan dihadapanmu dan dihadapan-Nya kelak.
Tidak ada setitik perjuangan kami yang bisa kami persembahkan untuk mu,
tidak sama sekali berbanding dengan ucapan bibir kami yang menyatakan
kecintaan kepadamu.
Dustakah kami ya Rasul? mengaku cinta, nyatanya sunahmu pun jauh dari
diri kami, mengaku mencintaimu namun jauh dari sesuatu yang kau sukai,
kami lebih suka mendebatkan setiap ada masalah, kami lebih suka
menonjolkan keegoan diri kami tanpa memikirkan kemashalatannya, kami
lebih menyukai mencari-cari tentang keburukan sahabat kami, kami lebih
suka mencibir dibelakangnya dan kami lebih suka melihat aib saudara kami
tersebar.
Begitu piciknya pikiran kami ya Allah…
Ya Robb kami…
Kami tidak lebih dari seorang pendusta, mengaku cinta pada kekasih
Allah. Nyatanya kami tidak sama sekali berusaha mendekatkan diri kepada
yang kami cintai, ya Rasul…rasanya jika kau berada disisi kami saat ini,
apakah kau akan mengakui kalau kami ini adalah umatmu?
Pertanyaan dalam diri yang terus kupertanyakan hingga saat ini.
Karena pada suatu hari nanti kita semua akan menemukan jawaban yang
sebenarnya, benarkah kita telah mencintainya…Rasul kekasih Allah??
#Bukankah kecintaan kita kepada sesuatu hal, akan menjadikan diri kita terus terpaut untuk selalu mendekat padanya. Mengapa tidak dengan diri kita...
Kepada Robb dan Rasul kita? buktikanlah cinta kita bukan sekedar dibibir saja.(Titisan Kata)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Isilah komentar dengan bahasa yang santun dan membangun!