Selasa, 24 Desember 2013

TerBatas menjadi Teratas



















Terbatas menjadi teratas, mungkinkah?

Berkacalah pada cermin itu, bila perlu sempurnakan seluruh tubuhmu dalam kaca tersebut,tidak ada yang kurang sedikitpun dari penciptaan-Nya, lengkap dan serasi bukan? Allah telah menciptakanmu dengan sempurna kawan, jangan minder dengan sebab perasaanmu terlalu minder, artinya kita tidak bersyukur atas penciptaan Allah yang maha sempurna. Mungkin karena pengaruh pemikiran kita yang terlalu berapologi pada kekurangan  dan pesimisme.

Terbatas menjadi teratas? 

Coba hilangkan huruf B "Blame" yakni sikap seseorang yang suka menyalahi orang lain, menyalahi keadaaan, dan kejadian. Sukses tidak ditentukan dari lengkap dan sempurnanya fasilitas, akan tetapi dengan kesederhanaandan  tidak takabur itulah  momentum yang tepat untuk kamu terus berusaha dan berjuang menuju kesuksesan. 

Coba tengok, air satu gelas setelah kau minum lalu sisakan setengahnya. Apa komentar mu terhadap isi dalam gelas itu???

Masih separuh atau tinggal separuh?

Jawabannya adalah cermin dari cara pandangmu terhadap hidup ini, jika kau  katakan :

"Ah tinggal separuh airnya, sebentar lagi juga bakalan habis nich".

atau
"
 Alhamdulillah masih separuh, semoga yang separuh ini menjadi berkahnya juga."

Dari jawaban diatas, kau tahu apa maksudnya?

Tentu orang yang pertama adalah tipe orang yang pesimis, dia selalu melihat dari sisi negatif dan sisi buruknya saja, berbeda hal dengan jawaban kedua, ini tipe seorang yang optimis lagi positif maka harapan-harapan baru akan muncul sebab pola pikirnya yang optimis dan mencoba menjelma menjadi nyata, bukankah Allah telah mengatakan, " Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku", dan " apa yang kita fikirkan itulah yang akan menjadi kenyataan." hadist Qudsi.

Artinya ketika kita berfikir positif maka kita sedang menggali segala bentuk potensi diri, mengeluarkan seluruh fikiran dan kekuatan  dalam segala strategi  yang kita rancang, segala halang rintang kan kita terjang  demi satu tujuan yaitu menang.  Mungkin kita butuh adversity quotient, kecerdasan dalam mengelola sebuah keadaaan dan mengubah masalah menjadi sebuah peluang dan kemenangan, mengubah masalah menjadi penggugah. Setuju?

Nah, ini yang perlu kita pelajari, belajar bukan berarti mengisi fikiran kita dengan banyak ilmu, namun belajar yang dahsyat adalah bagaimana engkau mampu mengajarkannya juga kepada yang lainnya dengan apa yang telah kau dapatkan, jadilah rantai kebaikan ibaratnya MLM amal Sholeh, ga ada ruginya bukan? dan jika kita ingin di hargai maupun di hormati ataupun diperlakukan dengan baik, awali dengan memberikan yang terbaik.

"Sebagaimana kamu memperlakukan begitu pula kamu akan diperlakukan".
"Kamaa tadiinu tudaanu", karena " al-jaza' min jinsil 'aamal...balasan serupa dengan perbuatan".

Siapa yang menebar ia akan menuai, kembali pada rasa terbatas menjadi teratas, maka kita mampu mewujudkanya dengan berfikir positif, memperlakukan orang lain dengan fikiran yang positif pula, dan mencari solusi dari setiap permasalahan, jadikanlah permasalahan hanya sarana pendewasaan, menambah kearifan dan menjadikan pribadi kita pribadi yang matang, tak mudah tersulut percikan api yang siap menjatuhkan diri kedalam lembah kehinaan, atau menghinakan yang lainnya. 

Inilah syarat mengubah terbatas menjadi teratas, buang huruf "B" Blame dalam kata terbatas menjadi teratas', setuju ya ?

Untuk menjadi yang teratas, hindarkan dari niat yag salah, seorang mujahid/ah hanya memiliki tujuan satu yaitu Ridho Robbnya, hindarkan modus sekedar funky, happy dan yang penting enjoy, perjuangan dalam dakwah lebih banyak mengenal aral rintang serta onak dan duri, menangis dijalan ini akan lebih baik, karena manisnya iman terasa saat kau pernah merasakan bertapa pedihya jalan yang pernah di lalui, hanya untuk kebanggaan, sekedar ingin tahu tanpa ingin mencari tahu (kurang inisiatif), hanya ikut-ikutan atau ada modus persaingan.


Stop sudah cara menilai negatif orang lain, bangunlah diri dengan nilai-nilai positif yang akan menjadikan dirimu berbeda dan memiliki cara  jitu menjadi yang teratas. 

"Ketika tergabung hati yang cerdas, dengan pedang yang tajam dan kesadaran yang tinggi, maka kezoliman-ke zoliman akan menjauhimu."

Jadilah diri dengan kaki berpijak kebumu, namun cita-citamumenggantung dilangit yang tinggi.

By : Titis as Sausan
Sumber : buku New Quantum Tarbiyah






























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isilah komentar dengan bahasa yang santun dan membangun!