Selasa, 10 Desember 2013

Happy Milad

03 Desember 2011


Selamat Milad Dik...


Sore itu kau tampak bahagia sekali, seluruh anggota keluarga inti berkumpul di rumah Emak, juga beberapa orang sahabatmu mulai berdatangan di rumah yang sederhana itu. Aku iri sekali melihat kebahagiaan yang kalian rasakan hari itu, kau Emak dan kakak - kakak yang lainnya bergantian menerima telepon dariku.

"Mba, kita sedang kumpul semua loh, ada banyak makanan disini...Mba sedang apa sekarang, coba Mba juga datang kesini?" ujar adikku kala itu.

"Iya, maafkan Mba belum bisa pulang kekampung, Mba masih harus selesaikan kuliah dulu, lagipula kerjanya Mba belum dapat cuti juga dek, Selamat Milad ya, semoga apa yang dicita-citakan tercapai, semakin berkah usianya, sukses dunia akhirat selalu berkah kehidupannya nanti ya, aamiin", ujarku padanya sambil mendo'akannya .

"Kita semuanya kumpul kecuali Mba, kasihan Mba disana sendirian yaa...ya sudah nanti kalau kuliahnya sudah selesai dan kerjanya dapat libur Mba pulang kesini kita kumpul bareng-bareng lagi ya", kata penuh harap padaku.

Sedih memang ketika yang lainnya berkumpul bersama dan menceritakan kebahagiaan yang mereka rasakan saat itu, sehingga membuatku rindu ingin segera berjumpa, Emak, dan semuanya Aku rinduuuuu kalian!. Aku hanya bisa mendengar kebahagiaan itu melalui telepon selular yang kuhubungkan ke nomor hape Adikku. Tidak pernah sekalipun dikeluarga kami bila merayakan ulang tahun dengan kue tart, biasanya hanya ada nasi kuning dan do'a-do'a dari saudara dan teman-teman.

Tapi kali ini Adikku ingin ulang tahunnya di rayakan dengan berkumpul kepada seluruh keluarga inti. Sayang hanya Aku yang tidak bisa ikut hadir saat itu. Dan Aku hanya dapat melihat foto-foto kebersamaan kebahagiaan mereka hari itu. 

Dik...kelakuanmu itu seperti anak kecil saja, kan usiamu juga sudah besar hitungannya sudah 20 tahun, bukan anak-anak balita yang ulang tahunnya harus dirayakan seperti itu. Ah biarlah...ini saat nya dia ingin membahagiakan dirinya yang jarang sekali keluarga ini kumpul secara utuh, ya buktinya masih ada satu orang yang tidak bisa hadir juga, Aku. Apapun itu, Aku tetap sayang kalian, rindu Emak, Adik dan Kakak-kakakku. I Miss U. Tunggu Aku, Aku pasti kembali berkumpul dengan kalian.

03 Desember 2012


Belum juga Aku bisa menghadiri Milad mu Dik, akan tetapi Mba akan tetap pulang menemuimu walaupun telat 1 hari setelah hari miladmu, persis tanggal 04 Desember 2012, Aku meluncur dengan Bus antarkota  menuju kampung halaman tepatnya daerah Lahat Sum-sel tempat Aku dibesarkan, ya hanya dibesarkan saja karena Aku terlahir di kota ini, Jakarta.

Pagi pukul 08.13 Wib aku tiba di kota Lahat, Engkau menelponku menanyakan sudah sampai dimana sekarang, lalu Kau membuat janji bertemu denganku di sebuah Rumah Sakit Daerah, tidak perlu kutanyakan alasannya mengapa, karena kepulanganku saat ini adalah karena Kau ingin sekali bertemu denganku, setelah kejadian beberapa hari lalu kakak menelponku kalau hari itu engkau sudah tidak berdaya apa-apa, drop tubuhmu sudah memupuskan semangat dan harapan keluarga besar kita atas kesehatanmu, karena hanya satu permintaanmu saat itu.

" Aku ingin ketemu dengan Mba, Ka", ujarnya kepada kakakku

Aku hanya bisa menatap wajahmu sebentar, karena banyak pertanyaan yang harus aku cari jawabannya sesegera mungkin, semua itu tentangmu Dik. Tahun ini seakan-akan kebahagian keluarga ini berubah menjadi kabut mendung yang siap tumpah dan membanjiri dengan genangan air matanya. Setelah Kau rajut kebahagiaan di tahun 2011, kini seolah-olah hilang sudah tak berbekas. Usiamu yang ke-21 tahun ini penuh dengan ujian, sakit yang sudah 3 bulan terakhir ini membuat air mata Emak tak lagi mampu mengalir, tapi jelas tubuh rentanya tidak bisa menutupi derita hati seorang Ibu kala menyaksikan sakit anaknya tak kunjung terdiagnosa apalagi  untuk pulih. Tubuh kuatmu Dik...perlahan mengurus dan semakin lemah.

Tak kuasa air mengalir deras di pipiku saat Emak memelukku dengan erat ketika Aku tiba di depan rumah, Emak semakin kurus dan wajahnya terlihat amat lelah. Aku yang telah menepati janji untuk  ada dan hadir ditengah-tengah  keluarga ini, harus datang pada kondisi yang mengharukan. Kerinduanmu pada Mbamu ini, kini telah terobati dan terlihat ada semangat baru terpancar di wajahmu, dan keluarga ini, kami menaruh harapan besar padamu Dik. Kami akan lakukan semaksimal mungkin demi kesembuhanmu.

Jum'at malam 07 Desember 2013 ba'da maghrib, kami berangkat menghantarkanmu kerumah sakit yang lebih baik dan bagus untuk melakukan pemeriksaan lengkap dan penanganan tepat. Ini semua demi kesembuhanmu.  Bismillah, kami menerobos derasnya hujan malam itu.

28 Desember 2012,

Positif kanker limphoma maligna non hodgin, di vonis dokter penyakitnya sudah sampai pada level 4 alias stadium 4.


Astaghfirullohhal adhiim, kuatkanku ya Robb, surat yang kuterima itu hampir saja jatuh.Masih Fikiranku membayangkan dia beberapa tahun silam, Adikku yang kecil sejak lulus SD itu sudah harus terpindah tempat sekolah merantau ke kota lain berdua denganku demi sekolah yang harus kami selesaikan, di saat Aku lulus SMA aku kembali ketanah kelahiranku Jakarta, sementara dia sudah memasuki kelas 1 SMA. Diapun menyelesaikan sekolahnya sendirian disana.

Betapa banyak hari-hari yang kami lalui berdua hingga kini kami telah dewasa, namun perasaan akan berpisah darinya semakin dekat. Tidak!
Harapan dan optimis telah sampai pada tingkat kepasrahan pada-Nya, karena masih ada Mu'jizat- Allah yang kami harapkan. 

16 Januari 2013,

Semalaman kami berbincang banyak tentang masa depan dengannya, tentang cita-citanya dan harapan kesembuhannya. Terang dan jelas sekali Kau sangat bahagia saat itu ketika Dokter menyatakan kondisimu semuanya sangat baik, walau kulihat celong di matamu, serta gelisah beberapa malam dalam tidurmu. Namun saat ini aku merasakan malam yang amat panjang denganmu, Dek. Hingga pukul 03.55 wib aku baru bisa menunaikan sholat isya, karena saat itu kulihat Kau baru bisa tidur pulas setelah banyak mengeluh dan gelisah, namun senantiasa ku tuntun untuk melafazkan zikir dan ku perdengarkan tilawah Al-qur'an dariku.

Segera ku pergi kemusholah RS, tepat raka'at terakhir, ponselku berdering 

"Assalamu'alaikum, Na Arifin sudah meninggal" kata kakaku dalam telpon.
"wa..wa'alaikumsalam , Innalillahi wainnailahi roji'un Kak", jawabku

Bergegas mukenah kulemparkan dan aku berlari sekencang-kencangnya  menuju ruang perawatan Adikku. Tidak ada yang sibuk. perlahan kulihat dia, hanya terdengar nafas nya saja.
Kata kakakku terakhir setelah dia BAB di pampersnya lalu kakak dan ibu membantu membersihkannya, dia bilang "Kak maaf ya," setelah itu dia senyum lalu tubuhnya lemas lunglai di tempat tidurnya.

Aku lihat dia seperti demam, panasnya tinggi sekali. segera ku kompres namun dia sudah tidak mampu merespon apa yang kami tanyakan. Jantungku berdegub kencang, ada yang beda pada dia, segera ku talkinkan tahlil tept ditelinga kanannya, begitu juga Ibu mengiringiku.

Aku melihat dan mendengar kau mengeluarkan suara dari bibirmu dek,  dan itulah terakhir kata yang keluar dari bibirmu dan takkan pernah lagi untuk selamanya.

Selamat jalan, semoga keselamatan menyertai perjalananmu di alam sana...

































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isilah komentar dengan bahasa yang santun dan membangun!